MAKLUMAT – Indonesia membuka kembali ‘jalur rempah’ tujuan Amerika Serikat setelah sebelumnya mendapat larangan akibat kontaminasi Cesium-137. Rempah yang terdiri atas cengkih dan kayu manis senilai Rp14 miliar telah berangkat melalui Pelabuhan Tanjung Perak.
Rempah sebanyak delapan peti kemas itu berangkat Senin (14/12/2025), setelah bebas kontaminasi radioaktif berbahaya. Pelepasan ini setelah BPOM, sebagai certifying entity dari US Food and Drug Administration (FDA), mampu memenuhi kriteria dari AS.
“Alhamdulillah, Indonesia mengekspor rempah ke AS setelah bebas Cesium-137. Penunjukan BPOM sebagai certifying entity menunjukkan kepercayaan internasional terhadap sistem pengawasan pangan Indonesia,” ujar Kepala BPOM, Taruna Ikrar.
BPOM, lanjutnya, telah melakukan penguatan dari sisi regulasi, sistem, dan teknis di lapangan. Termasuk pemeriksaan fasilitas eksportir, dan pemindaian cemaran Cesium-137 menggunakan radioisotope identification device (RID).
Optimalisasi Value Jalur Rempah
Selain itu, BPOM telah merangkul Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN), terutama dalam pengujian lanjutan laboratorium oleh BRIN.
“BPOM juga menerbitkan shipment-specific certificate. Ini menjadi jaminan bahwa rempah yang diekspor benar-benar aman dan sesuai ketentuan FDA,” katanya.
Pembukaan jalur rempah sudah berjalan selama November–Desember 2025, dengan 125 shipment rempah segera berangkat ke AS. Sebanyak 82 persen telah melalui proses scanning dan sampling, dengan 37 SSC telah diterbitkan hingga 12 Desember 2025.
Dalam seremoni ini, BPOM melepas delapan peti kemas berisi cengkih dan kayu manis kisaran nilai Rp14 miliar dengan volume 174 ton.
Keterlibatan dan Peran Lembaga Negara
Ketua Bidang Komunikasi dan Diplomasi Satgas Penanganan Kontaminasi Cesium-137, Bara Krishna Hasibuan menilai langkah cepat dan terukur BPOM menjadi kunci keberhasilan pemulihan ekspor rempah ke AS.
“Apresiasi tinggi kami berikan kepada BPOM. Berkat kerja kerasnya, kita bisa melepas delapan peti kemas rempah ke AS,” ujar Bara.
Menurutnya, pemerintah AS tidak pernah memberlakukan pelarangan total terhadap produk rempah Indonesia. Sejauh ini Washington menerapkan pengetatan melalui skema red list dan yellow list. “Produk yang kita lepas hari ini berasal dari perusahaan yellow list,” tegasnya.
Bara menambahkan, proses sertifikasi dan pengujian dari berbagai lembaga telah memastikan bahwa rempah Indonesia bebas Cesium-137. “Ini menjadi sinyal kuat bahwa sistem pengawasan pangan Indonesia mendapat kepercayaan internasional,” ujarnya.
Dukungan Operator Jasa Kepelabuhanan
Direktur Operasi PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Noor Budiwan, menyatakan dukungannya terhadap pembukaan jalur rempah ke AS.
“Pelepasan ekspor rempah ke AS menjadi komitmen Indonesia terhadap standar keamanan pangan internasional, sekaligus menjadikan pelabuhan sebagai simpul penting rantai logistik global,” ungkapnya.
Jalur rempah bukan perkara jual-beli produk antarnegara. Indonesia telah membuktikan diri mampu memenuhi kebutuhan pasar internasional holistik.