Hati-hati, Israel Garap Propaganda Digital: AI Jadi Sasaran Baru Perang Narasi

Hati-hati, Israel Garap Propaganda Digital: AI Jadi Sasaran Baru Perang Narasi

MAKLUMATPemerintah Israel mengintensifkan perang narasi di ruang digital dengan menyasar platform media sosial dan sistem kecerdasan buatan (AI) generatif. Langkah ini terungkap melalui dokumen resmi yang diajukan ke Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Dilansir dari situs Israel Ynet News, Kementerian Luar Negeri Israel diketahui mengontrak perusahaan Clock Tower yang berbasis di Amerika Serikat dengan nilai kontrak mencapai 6 juta dolar AS. Kontrak tersebut terdaftar dalam Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing (FARA) dan bertujuan memengaruhi wacana daring terkait Israel dan perang di Gaza.

Kampanye ini dijalankan melalui Biro Periklanan Pemerintah Israel bersama Havas Media Network, dengan fokus utama pada platform digital seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan podcast. Pemerintah Israel menargetkan 50 juta tayangan per bulan, dengan mayoritas konten diarahkan ke audiens Generasi Z.

Salah satu aspek paling kontroversial dari proyek ini adalah upaya memengaruhi cara kerja AI generatif, termasuk ChatGPT, Gemini, dan Grok. Clock Tower disebut membangun situs dan konten digital yang dirancang untuk membentuk data pelatihan model bahasa besar agar menghasilkan framing yang menguntungkan Israel.

Pendekatan ini dikenal sebagai Generative Engine Optimization (GEO), sebuah metode baru yang meniru prinsip optimasi mesin pencari, tetapi diarahkan untuk memengaruhi respons sistem AI. Para pakar menilai metode ini berpotensi menggeser netralitas AI dalam menyajikan informasi.

Baca Juga  WNI Tiba di Azerbaijan, Evakuasi dari Iran Berjalan Lancar

Kampanye tersebut muncul di tengah menurunnya dukungan publik Amerika Serikat terhadap Israel, khususnya di kalangan anak muda. Sejumlah survei menunjukkan meningkatnya persepsi negatif terhadap operasi militer Israel di Gaza, termasuk tudingan pelanggaran HAM dan genosida.

Melalui proyek ini, Israel berupaya mengamankan kembali pengaruh opini global dengan menjadikan ruang digital dan kecerdasan buatan sebagai medan baru konflik informasi.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *