Haedar menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimbulkan penderitaan luas bagi masyarakat. Ia menegaskan, bencana harus dihadapi dengan ketabahan, kesabaran, serta ikhtiar bersama yang melampaui sekat agama dan golongan.
“Kita menghadapi musibah yang sangat berat. Dengan spiritualitas, kesabaran, dan kebersamaan lintas agama, kita bisa melalui cobaan ini,” ujar Haedar dalam keterangannya, Selasa, 23 Desember 2025.
Ia mendorong seluruh masyarakat, khususnya keluarga besar Muhammadiyah untuk menunjukkan kepedulian nyata melalui aksi kemanusiaan. Menurutnya, empati tidak cukup disampaikan lewat ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan konkret.
“Mari peduli, berbagi, dan ikut merasakan penderitaan saudara-saudara kita dengan membantu semampu yang kita bisa,” kata Haedar.
Untuk mendukung penanganan bencana, Muhammadiyah telah mengonsolidasikan kekuatan organisasi melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), LazisMu, serta Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU). Ketiga unsur ini bergerak menangani fase darurat hingga pemulihan pascabencana.
Haedar menegaskan pentingnya mengoptimalkan seluruh dukungan yang tersedia. Bagi masyarakat yang belum dapat membantu secara langsung, ia mengingatkan bahwa doa dan empati tulus tetap memiliki arti besar.
Dalam situasi bencana, Haedar juga mengimbau masyarakat agar tidak terjebak dalam polemik dan perdebatan yang berpotensi mengalihkan fokus dari upaya kemanusiaan.
“Perbedaan pandangan adalah hal wajar, tetapi saat ini yang paling utama adalah menanggulangi bencana dan meringankan penderitaan para korban,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa sikap resmi Muhammadiyah terkait isu kebencanaan hanya disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, guna menjaga kejelasan dan konsistensi sikap organisasi.