30.8 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasSambut Ramadhan, Wakil Ketua PWM Jatim Ajak Masyarakat Arif Menyikapi Dinamika Politik...

Sambut Ramadhan, Wakil Ketua PWM Jatim Ajak Masyarakat Arif Menyikapi Dinamika Politik Usai Pemilu

Wakil Ketua PWM Jatim Muhammad Sholihin Fanani

DATANGNYA bulan suci Ramadhan tinggal menghitung hari. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Sholihin Fanani mengajak masyarakat, utamanya umat Islam untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum memperteguh nilai-nilai keislaman kemasyarakatan dan kebangsaan.

Maklum, momen Ramadhan kali ini berada di tengah dinamika pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 yang belum selesai. Pesta demokrasi lima tahunan tersebut masih dalam tahap rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga tanggal 20 Maret 2024 nanti.

“Tanggal tersebut telah masuk pekan-pekan awal bulan suci Ramadan. Mudah mudahan umat Islam bisa menyikapi dinamika Pemilu tahun 2024 ini secara arif,” katanya kepada Maklumat.id, Kamis (7/3/2024).

Abah Shol, panggilan akrabnya, menyerukan agar masyarakat Indonesia bisa memaknai datangnya bulan suci Ramadan dalam 5 hal atau aspek. Pertama adalah menjadikan bulan Ramadan sebagai syahrul tarbiyah atau pendidikan.

“Maka, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk mendidik diri kita agar bisa menjaga dan menahan dari segala syahwat, nafsu, ataupun hasrat-hasrat keduniawian semata,” pesannya.

Kemudian kedua, kata Abah Shol, bulan suci Ramadhan bisa dijadikan sebagai momentum untuk saling tolong-menolong, saling menghargai, dan saling menghormati antar sesama manusia. Termasuk dalam menyikapi dinamika politik pasca Pemilu 2024.

“Jadikan (Ramadan) sebagai momentum untuk kita merajut dan merekatkan kembali tali persaudaraan sesama muslim, sesama anak bangsa, dan sesama manusia. Kita bisa saling menghargai dan menghormati,” ujarnya.

Mubaligh asal Lamongan itu berharap semuanya pihak bisa menghormati proses sesudah Pemilu, dan mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia. Sebab, Indonesia adalah negara hukum. “Mari kita jadikan hukum sebagai panglima dalam kehidupan. Dan menjadikan nilai-nilai agama dan etika sebagai tujuan bagi semua umat,” imbuhnya.

Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang, Surabaya itu menambahkan, yang ketiga adalah Ramadan merupakan bulan untuk muhasabah, mengoreksi dan mengevaluasi diri. Karena selama ini kita banyak melakukan kesalahan baik sengaja maupun tanpa sengaja.

“Nah, Keempat, Ramadan bisa jadi momentum untuk menegaskan komitmen dan bersungguh-sungguh. Terutama dalam konteks pasca Pemilu ini, maka para pemimpin dan wakil rakyat yang terpilih harus betul-betul berkomitmen, bekerja mewakili kepentingan rakyat. Juga harus menjalankan amanah sebaik-baiknya,” tegasnya.

Terakhir, yang kelima, Abah Shol menyebut Ramadan sebagai momentum muqorrobah, dengan meniatkan segala yang dilakukan dan diikhtiarkan semata karena Allah SWT.

“Bertaqorrub, niatkan semuanya untuk mencari ridha Allah. Dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab kepemimpinan harus berlandaskan semata ridha Allah. Sehingga apa yang dilakukannya itu insyaAllah akan dimudahkan Allah,” tandasnya.

Abah Shol berharap, segala dinamika pasca pesta demokrasi lima tahunan Bangsa Indonesia tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan dan polemik-polemik baru. “Mudah-mudahan dengan ini memunculkan kekuatan persatuan umat Islam dan anak bangsa dalam memajukan Indonesia,” tandasnya.

Reporter: Ubay NA

Editor: Aan Hariyanto

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer