KETUA Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof KH Haedar Nashir menyampaikan harapan besarnya kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pemilu 2024 untuk dapat mengelola kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia dengan penuh tanggung jawab.
“Tentu harapannya sumber daya alam kita harus diolah dengan baik, penuh dengan pertanggungjawaban untuk sebesar-besarnya hajat hidup kepentingan rakyat dan bangsa,” katanya dalam acara Halal Bi Halal Silaturahmi PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (24/4/2024).
Selain itu, Haedar menyebutkan, harapan lainnya adalah agar pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabunging Raka, yang merupakan Presiden-Wapres RI terpilih, juga mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar memiliki rasa kebangsaan serta mewujudkan cita-cita nasional dalam kebijakan yang strategis. Hal itu bertujuan agar Indonesia menjadi negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Melalui berbagai langkah kebijakan yang membawa Indonesia untuk maju di bidang ekonomi, stabil politik, khazanah kebudayaan, dan kepribadian bangsa. Saat ini di tengah persaingan tingkat regional maupun global, Indonesia niscaya harus menjadi negara maju,” jelasnya.
Haedar mengungkapkan, jika dirinya pun menyampaikan terima kasihnya terhadap pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo -Mahfud MD, atas jiwa kenegarawanannya yang secara konstitusional menerima hasil keputusan MK.
“Tapi kan disertai dengan catatan kritis dan pesan-pesan kebangsaan, yang itu menjadi concern seluruh anak bangsa dan komponen bangsa. Karena apapun juga disamping yang positif, kritik itu pun tetap sehat,” kata dia.
Maka, Haedar meminta agar Prabowo-Gibran mampu menyerap aspirasi dari banyak pihak, termasuk menerima catatan kritis dari Anies-Muhaimin maupun Ganjar -Mahfud, dua Paslon pesaingnya pada Pilpres 2024.
“Harus mau menyerap aspirasi dari keempat tokoh tadi yang juga menjadi sebuah pertanggungjawaban politik dan konstitusi yang besar dan berat karena Indonesia ke depan ‘kan harus menata seluruh problem Indonesia dari berbagai aspek,” pintanya.
Haedar mengemukakan Indonesia ke depan mesti menata seluruh problem dari berbagai aspek dan dibangun berbasis pada Pancasila. Hal itu supaya Pancasila tidak hanya sebagai suatu yang normatif dan terakhir membawa kemajuan setara dengan bangsa lain.
“Semoga tidak ada lagi pikiran-pikiran yang mengarah pada status quo yang memicu bangsa Indonesia mengalami stagnasi,” tuturnya.
Sumber: Antara
Editor: Aan Hariyanto