KETUA Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas menyoroti kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Kenaikan UKT dinilainya akan berdampak pada nasib orang miskin dan masa depan bangsa.
Anwar menekankan pentingnya pendidikan untuk mudah diakses oleh semua orang, lebih-lebih bagi orang miskin sebagai ikhtiar untuk mengubah nasibnya. Sebab, pendidikan sebagai pijakan bagi bangsa untuk memajukan ekonomi negara.
Pendidikan yang aksesibel, kata dia, juga akan berdampak pada martabat suatu bangsa, termasuk para politisinya yang akan disegani oleh negara dan bangsa lain.
“Oleh karena itu, jika suatu bangsa dan negara ingin maju, maka negara dan bangsa tersebut harus bisa memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada rakyatnya, terutama kepada para generasi mudanya untuk bisa kuliah di perguruan tinggi, tidak hanya untuk tingkat S1, tapi juga S2 dan S3,” tuturnya, Senin (20/5/2024).
Menurut dia, atas pertimbangan itulah banyak negara maju yang berusaha untuk mengenakan biaya kuliah semurah mungkin. Bahkan, menggratiskannya agar warga bangsanya bisa sebanyak mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
“Tetapi anehnya di Indonesia lewat kebijakan baru yang dikeluarkan Kemendikbud yang terjadi malah sebaliknya, di mana kenaikan uang kuliah melonjak cukup tinggi. Bahkan, ada yang sampai 3 dan 4 kali lipat lebih mahal dari sebelumnya,” ungkapnya.
Abbas menuturkan, jika biaya pendidikan semakin mahal dikhawatirkan hanya anak-anak orang kaya dan berduit saja yang akan bisa masuk perguruan tinggi negeri.
“Bila ini yang terjadi maka berarti pemerintah telah mengkhianati dirinya sendiri. Karena tugas negara dan pemerintah sesuai dengan amanat konstitusi adalah melindungi rakyat, mencerdaskan rakyat dan mensejahterakan mereka,” kritiknya.
Anwar berharap, agar pemerintah dan DPR bisa mengatasi masalah ini secepatnya dan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jangan sampai ada kebijakan yang bersifat diskriminatif terhadap rakyatnya sendiri lantaran kebijakan yang dibuatnya bias kepada orang-orang yang kaya saja.
“Hal ini tentu jelas tidak baik bagi perkembangan bangsa dan negara ini ke depannya. Padahal kita tahu maju mundurnya suatu bangsa dan negara sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Dan, kita tahu perguruan tinggi merupakan salah satu tempat yang sangat strategis untuk mencapai tujuan dimaksud,” tutup Anwar.
Sumber: Muhammadiyah.or.id
Editor: Aan Hariyanto