MAKLUMAT — Persaingan menuju kursi Gubernur Jawa Timur 2024 akan menjadi catatan penting dalam sejarah demokrasi di Indonesia. Untuk pertama kalinya, tiga bakal calon gubernur (Cagub) perempuan akan bersaing ketat memperebutkan posisi Jatim 1.
Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati, mengapresiasi kemunculan tiga figur perempuan tersebut.
Ketiga tokoh perempuan yang akan bertarung adalah Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak; Tri Rismaharini (Mensos RI sekaligus Wali Kota Surabaya) berpasangan dengan KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans); dan Luluk Nur Hamidah (anggota DPR RI Fraksi PKB) yang akan berpasangan dengan Lukmanul Khakim.
“Munculnya tiga perempuan tangguh ini memberikan angin segar bagi diskursus kepemimpinan perempuan di Indonesia. Perempuan tidak hanya menjadi objek politik, tetapi juga mampu menjadi subjek yang menentukan masa depan daerah,” ujar Neni kepada Maklumat.id, Jumat (30/8/2024).
Neni berpendapat, kehadiran perempuan dalam politik tidak hanya membawa manfaat bagi perempuan dan anak perempuan, tetapi juga untuk seluruh masyarakat. Hal ini ditegaskan dalam laporan dari Westminster Foundation for Democracy dan Global Institute for Women’s Leadership di King’s College London (2021), yang menunjukkan bahwa pemimpin perempuan cenderung membawa gaya kepemimpinan yang kolaboratif dan inklusif.
“Analisis terhadap lebih dari 500 penelitian menunjukkan bahwa pemimpin perempuan di politik dan kehidupan publik memiliki dampak signifikan dengan pendekatan yang lebih inklusif dan kolaboratif,” tambah Neni.
Neni, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris I Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, menilai pentingnya keterlibatan perempuan dalam kontestasi politik guna menghadirkan kepemimpinan yang lebih kolaboratif dan inklusif. Hal ini, menurutnya, menjadi kunci dalam mewujudkan demokrasi yang substantif, tidak sekadar pemilu yang sah secara prosedural.
Dalam memprediksi persaingan Pilgub Jatim pada 27 November 2024 mendatang, Neni memperkirakan bahwa Khofifah sebagai calon petahana tidak akan dengan mudah memimpin. Meskipun sejumlah survei menyebutkan elektabilitas Khofifah masih unggul sementara, Neni menyatakan bahwa masyarakat akan mengevaluasi kinerja Khofifah selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur.
“Pertarungan ini akan sangat sengit karena ketiga perempuan ini memiliki kapasitas leadership yang kuat. Khofifah sebagai petahana tentu akan dinilai masyarakat dari kinerjanya selama ini. Saya melihat ketiganya adalah perempuan dengan leadership yang kuat,” tutup Neni.
Reporter: Ubay NA