MAKLUMAT — H. Abdulgani Wirotruno adalah tipikal aktivis Muhammadiyah di tingkat cabang dan ranting pada masa-masa awal Muhammadiyah dikembangkan. Lulusan sekolahan sehingga memiliki pendidikan dan wawasan keislaman, aktif dalam perkumpulan dan pengajian, kemudian menyelenggarakan sebuah lembaga pendidikan. Mewakafkan harta benda, bahkan tanah yang dimiliki untuk mendirikan sekolah tersebut.
Abdulgani dilahirkan sekitar tahun 1904, berasal dari Desa Prajekan, Bondowoso, berdarah Madura. Setelah menamatkan HIS Bondowoso, ia kemudian menetap di Genteng, Banyuwangi sekitar tahun 1927 dan bekerja menjadi pegawai negeri bidang pengawasan (keurmeester) sampai pensiun.
Di sela-sela pekerjaannya, Abdulgani aktif mengikuti pengajian. Bersama Salim Garnuk, Sunaryo, Musman dan KH Noordin, ia mendirikan Madrasah Islamiyah, yang selanjutnya diubah namanya menjadi Arabisch Islam School. Pernah terjadi keributan ketika pendirian sekolah ini. Disebabkan ada salah seorang pendiri sekolah tersebut, yang tidak sepakat dengan Abdulgani dan kawan-kawan, sehingga bangku-bangku sekolah tersebut diambilnya kembali. Menghadapi hal itu, Salim Garnuk, Abdulgani serta kawan-kawan bersabar, sekolah itu tetap berjalan. Selanjutnya sekolah ini menjadi Madrasah Muhammadiyah dan sekarang menjadi SD Muhammadiyah Genteng.
Pada tahun 1932, di Genteng kedatangan seorang mubaligh dari Purbalingga, Jawa Tengah, yaitu Sam’ani. Bersama-sama dengan Sarbini dan Abdulgani, Sam’ani menyelenggarakan kursus agama, keorganisasian dan kemuhammadiyahan, yang diberi nama “Sam’ani Kursus”. Kursus tersebut melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang militan, yang senantiasa berjuang dan aktif di Muhammadiyah.
Pada tahun 1933, dapat direalisir berdirinya Muhammadiyah Group (Ranting Muhammadiyah) Genteng, Banyuwangi, dengan pengurus sebagai berikut: Sarbini selaku President (Ketua), Abdulgani Sekretaris, Salim Garnuk (Bendahara), Zein Jubaidi dan Sunaryo Commissaris (Pembantu), sejumlah 12 orang anggota (termasuk pengurus), mereka inilah cikal bakal Muhammadiyah Genteng.
Abdulgani, selain pernah menjadi Sekretaris, juga pernah menjadi Ketua Muhammadiyah Cabang Genteng. Ia adalah seorang organisatoris yang cukup aktif. Selama hidupnya, dengan tulus ikhlas banyak waktu dan pikiran yang dicurahkan, serta harta yang beliau amalkan untuk kepentingan agama Islam, lebih-lebih untuk organisasi Muhammadiyah.
Tahun 1955 Abdulgani mewakafkan sebidang tanah seluas 2.080 meter persegi. Di atas tanah tersebut, kini telah berdiri kompleks bangunan SMP Muhammadiyah Genteng.
Sebulan sebelum meninggal dunia, Abdulgani masih sempat mengikuti sidang Muhammadiyah Bagian P dan K Cabang Genteng. Terakhir, ia menjabat Ketua I Muhammadiyah Bagian P dan K Cabang Genteng periode 1978-1981.
H. Abdulgani Wirotruno wafat di Makkah pada tanggal 27 Oktober 1979 dalam usia 76 tahun. Ketika itu, ia tengah menunaikan ibadah haji. Ia meninggal dunia karena menderita sakit setibanya dari Madinah.
Bahkan pada saat akan berangkat menunaikan ibadah haji, Abdulgani masih menyempatkan diri untuk datang ke SMP Muhammadiyah Genteng memberikan wejangan di hadapan murid-murid, dan bertandang ke rumah-rumah kawan-kawannya untuk pamit. Rupanya, kedatangannya ke SMP Muhammadiyah itu, ternyata kedatangannya yang terakhir. (Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah: “100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi“)