MAKLUMAT – Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Aribowo, mengomentari pembentukan kabinet Prabowo-Gibran, termasuk sejumlah kader Muhammadiyah yang berpotensi menjadi menteri dan wakil menteri.
Sebagai informasi, Prabowo turut memanggil setidaknya enam kader Muhammadiyah ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta beberapa waktu lalu. Mereka juga telah mengikuti pembekalan di Hambalang.
Aribowo meyakini kader-kader Muhammadiyah yang telah menemui Prabowo dan akan menempati pos kabinet periode 2024-2029 tersebut akan menjalankan amanah dan tugasnya dengan baik.
“Kalau kader-kader Muhammadiyah itu kan ketika mendapatkan amanah saya yakin mereka akan menunaikannya dengan baik, amanah, berusaha melakukan sebaik mungkin,” ujarnya kepada Maklumat.ID.
Menurut Aribowo, beberapa kader Muhammadiyah yang tampak hadir ke Kertanegara adalah dari kalangan profesional yang telah teruji kompetensi dan sepak terjangnya.
“Misalnya Pak Sekum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti dan Prof Fauzan mantan Rektor UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) itu kan mereka memang betul-betul akademisi yang sudah teruji,” katanya.
“Apalagi posisinya di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, lalu kabarnya Prof Fauzan di Kementerian Ristekdikti, itu kan sesuai dengan background mereka, itu tepat,” imbuhnya.
Meski begitu, Aribowo tak menampik beberapa kader-kader Muhammadiyah yang dipanggil Prabowo berasal dari ‘jatah’ partai politik (parpol).
“Seperti Raja Juli itu kan jatahnya PSI, lalu Dahnil itu kan Gerindra, dia jubirnya Prabowo kan. Ya kebetulan memang mereka kader Muhammadiyah. Tapi mereka di pemerintahan karena jatah partai,” sebutnya.
Kabinet yang Gemuk Prabowo-Gibran
Lebih lanjut, Aribowo menyorot soal gemuknya postur kabinet Prabowo-Gibran. Terlebih, bahwa sebagian berasal dari para menteri dan wakil menteri di kabinet Jokowi-Maruf.
“Itu kan besar banget kabinet yang akan terbentuk itu. Di hari pertama kemarin itu 49 orang yang ke Kertanegara, lalu hari berikutnya juga ada puluhan orang, itu akan jadi kabinet yang sangat gemuk,” katanya.
“Apalagi sebagian besar itu kan kita bisa lihat adalah orang-orang di kabinetnya Jokowi, orang-orang lama, yang kita sudah tau seperti apa kinerjanya,” sambung Aribowo.
Menurut Aribowo, orang-orang dalam kabinet gemuk Prabowo-Gibran itu tidak semuanya dipilih berdasarkan kompetensi keahliannya.
“Itu kan asal taruh saja, siapa yang berjasa dia dapat posisi di kabinet, entah apa keahliannya. Terutama orang-orang dari kabinetnya Jokowi yang mau dipakai lagi oleh Prabowo,” kritiknya.
Tantangan Kader Muhammadiyah
Melihat postur gemuk kabinet Prabowo itu, menurut Aribowo akan menjadi tantangan besar bagi kader-kader Muhammadiyah di pemerintahan.
“Sebenarnya semakin banyaknya kader Muhammadiyah di pemerintahan itu kan sesuai ya, karena postur kabinetnya juga semakin besar,” kata dia.
Namun, menurut Aribowo, yang menjadi problem adalah dengan banyaknya kader Muhammadiyah di kabinet tersebut apakah benar-benar bisa tampil menonjol.
“Saya tidak yakin, karena kabinetnya yang begitu gemuk itu akan jadi masalah. Buktinya juga banyak orang-orang di kabinet Jokowi, artinya Prabowo sepertinya belum bisa keluar dari pengaruh Jokowi,” selorohnya.
Pria yang menjabat Ketua MPID PWM Jatim itu juga menyorot Partai NasDem yang tidak mengirimkan kadernya ke kabinet.
“Misalnya kenapa itu Surya Paloh, NasDem itu tidak mau ada di kabinet? Itu kan menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres. Padahal NasDem kan sudah bilang mendukung pemerintahan,” tandas Aribowo.
Kader Muhammadiyah yang Masuk Kabinet
Sebelumnya, Prabowo telah memanggil setidaknya 6 kader Muhammadiyah ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang, baik aktivis, akademisi, maupun kalangan politisi.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti menurut kabar akan menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).
Sementara itu, mantan Direktur Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq menurut kabar beredar akan mendampingi Abdul Mu’ti, sebagai Wakil Menteri Dikdasmen.
Selain itu, ada juga mantan Rektor UMM Prof Fauzan yang disebut-sebut akan menjabat Wakil Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Selanjutnya, kader Muhammadiyah dari kalangan politisi, ada Sekjen PSI Raja Juli Antoni yang menurut kabar akan menjadi Menteri Kehutanan.
Lalu, kader Gerindra yang juga Jubir Prabowo dan mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang kabarnya akan menempati posisi sebagai Wakil Kepala Badan Haji dan Umroh.
Kemudian, dari kalangan aktivis ada Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla yang menurut kabar bakal menjabat Wakil Menteri Perlindungan TKI.