MAKLUMAT – Enam bulan pertama tahun 2025 menjadi pijakan bagi subholding Pelindo Multi Terminal. Kinerja entitas bisnis milik PT Pelabuhan Indonesia di paruh pertama tahun ini arus barang nonpetikemas bergerak positif.
Gas menjadi komoditas yang paling mencolok. Dalam enam bulan pertama tahun ini, volumenya melesat 24,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy)—dari 6,26 juta MMBTU menjadi 7,77 juta MMBTU. Selanjutnya adalah curah cair yang naik 3,3 persen menjadi 14,07 juta ton, dan curah kering tumbuh moderat 1,2 persen menjadi 28,07 juta ton.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa pelabuhan bukan sekadar tempat bongkar muat. Pelabuhan telah menjadi simpul logistik yang merekam denyut perekonomian.
Cerminan Kepercayaan Pasar
“Pertumbuhan trafik barang pada Semester I/2025 mencerminkan kepercayaan pengguna jasa terhadap layanan kami. Begitu juga dengan kontribusi pelabuhan nonpetikemas dalam mendukung rantai pasok nasional,” kata Finan Syaifullah, SVP Sekretariat Perusahaan Pelindo Multi Terminal, dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).
Finan menyebut kunci dari kenaikan arus barang ini ada pada optimalisasi operasional dan digitalisasi layanan. Namun, strategi itu tidak berdiri sendiri.
“Kami akan terus fokus pada penguatan layanan digital, serta pengembangan potensi kargo di pelabuhan-pelabuhan yang kami kelola, untuk menghadapi semester kedua,” ujarnya.
Penumpang Tetap Melenggang
Selain arus barang, terminal penumpang yang dikelola Pelindo Multi Terminal juga tak sepi. Selama Januari–Juni 2025, ada 3,24 juta penumpang yang melintas di bawah pengelolaannya.
Di balik layar, Pelindo Multi Terminal mengoperasikan 20 cabang di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Mereka juga membawahi tiga anak perusahaan: PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) dengan 11 cabang, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT/IPCC) dengan enam terminal, dan PT Terminal Curah Utama yang mengkhususkan diri pada kargo curah.
Semua itu, menurut Finan, bertujuan menjadikan pelabuhan sebagai simpul logistik nasional yang andal. Sebab, di era ketika rantai pasok menjadi semakin kompleks, arus barang yang lancar adalah fondasi dari ekonomi yang bergerak.