Bambang Widjojanto: Modus Korupsi Kian Kompleks, Peran Publik Harus Digerakkan

Bambang Widjojanto: Modus Korupsi Kian Kompleks, Peran Publik Harus Digerakkan

MAKLUMAT — Wakil Ketua KPK periode 2011–2015, Bambang Widjojanto, menilai modus operandi korupsi terus berkembang dan semakin kompleks. Menurutnya, korupsi kontemporer bergerak lebih terintegrasi sehingga penanganannya kian menantang.

Bambang menyebut kerugian terbesar akibat korupsi selalu ditanggung masyarakat. Ia mengingatkan bahwa pembiaran hanya akan membuka ruang subur bagi praktik-praktik koruptif.

“Oleh karenanya, peran strategis KPK yang sangat esensial adalah harus menggerakkan partisipasi publik dan gerakan sosial dalam pemberantasan korupsi,” ujarnya dalam Sekolah Kepemimpinan Nasional (SKN) PP Muhammadiyah di BBPPMPV Seni dan Budaya, Sleman, Rabu (19/11/2025).

Menurutnya, partisipasi publik menjadi indikator penting untuk melihat apakah keberadaan KPK masih relevan. Partisipasi itu memungkinkan masyarakat menyumbang informasi yang tidak dimiliki atau terbatas dimiliki negara. Publik dapat berperan sebagai mata dan telinga negara yang kritis, sehingga KPK tidak boleh berjarak dengan masyarakat.

Di sisi lain, ia mengingatkan seluruh elemen untuk mengawal independensi KPK agar tidak dilemahkan atau diintervensi pihak mana pun. Ia menilai cita-cita reformasi akan sulit tercapai jika pelemahan itu terus dibiarkan. “Reformasi bisa dikorupsi jika KPK dihabisi,” katanya.

Bambang juga menyinggung berbagai diskursus dan laporan hingga 2025 yang menunjukkan adanya isu penurunan kinerja dan indikasi pelemahan KPK. Meski mengakui masih banyak capaian positif, ia menilai kritik publik dan pengamat antikorupsi menjadi alarm penting bagi masa depan lembaga tersebut.

Baca Juga  Khofifah-Emil Siapkan Program Kesehatan Mental untuk Anak Muda di Jawa Timur

Kepada peserta SKN, ia berpesan agar calon pemimpin memiliki kepekaan terhadap persoalan publik dan mampu menghasilkan solusi. Ia mengingatkan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak cukup jika tidak berdampak pada tindakan nyata.

“Saya khawatir sekali, pendidikan yang luar biasa ini hanya meningkatkan knowledge kita, bukan menjadikan berdampak dan bermanfaat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa korupsi akan terus berkembang seiring kecanggihan zaman, sehingga pemimpin tidak boleh berhenti meningkatkan kapasitas diri. ”Siapa kamu, tergantung dari caramu menghadapi masalah,” pesannya.

*) Penulis: M Habib Muzaki / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *