BBM Etanol Siap Masuk Indonesia: Bahlil “Gaspol” Kurangi Impor Minyak

BBM Etanol Siap Masuk Indonesia: Bahlil “Gaspol” Kurangi Impor Minyak

MAKLUMAT — Pemerintah bersiap menerapkan bahan bakar campuran etanol 10% atau E10. Langkah ini jadi bagian dari strategi besar menuju kemandirian energi sekaligus mengurangi ketergantungan impor minyak.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui rencana mandatori E10 tersebut. Campuran etanol yang bersumber dari bahan nabati seperti tebu dan jagung ini bakal jadi “saudara baru” bagi biodiesel yang lebih dulu sukses dengan program B40.

“Presiden sudah menyetujui. Kita akan mulai mandatori campuran 10 persen etanol dalam bensin,” ujar Bahlil di Jakarta, Jumat ((10/10).

Menurut Bahlil, kebijakan ini tak sekadar soal bahan bakar, tapi soal kedaulatan energi nasional. Dengan konsumsi BBM mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara lifting minyak hanya 600 ribu barel, Indonesia masih impor sekitar satu juta barel setiap hari.

“Tujuannya jelas: mengurangi impor dan menciptakan energi yang bersih dan ramah lingkungan. Anak muda sekarang maunya yang hijau dan bersih, dan itu kita wujudkan,” tegasnya.

Meski sudah disetujui Presiden, penerapan E10 belum akan langsung dilakukan. Pemerintah masih menyiapkan tahap uji coba dan infrastruktur produksi.  “Kita butuh waktu 2–3 tahun untuk pengembangan dari sekarang,” kata Bahlil.

Langkah Indonesia menuju E10 menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah ingin memadukan kemandirian energi dengan tanggung jawab lingkungan. Setelah sukses dengan biodiesel sawit, kini saatnya bahan nabati lain seperti tebu dan jagung ikut ambil peran.

Baca Juga  Kabar Gembira, THR ASN Cair Senin 17 Maret 2025

Jika sesuai target, Indonesia akan punya dua sumber energi hijau sekaligus, yakni  biodiesel dari sawit dan etanol dari tebu.

Untuk diketahui BBM etanol bukan hal baru. Di Amerika Serikat, hampir semua bensin yang dijual sudah mengandung etanol, dengan kadar paling umum E10 (10% etanol dan 90% bensin). Campuran lebih tinggi seperti E15 dan E85 juga tersedia, terutama untuk mobil bermesin fleksibel (flex-fuel).

Etanol sendiri berasal dari bahan nabati seperti tebu dan singkong. Selain ramah lingkungan, etanol membantu mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada minyak mentah. Namun, bahan bakar etanol memiliki energi lebih rendah, sehingga jarak tempuh kendaraan sedikit berkurang, yakni sekitar 3% lebih pendek dibanding bensin murni.

*) Penulis: Rista Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *