MAKLUMAT — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka pidatonya di Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan candaan yang mengundang sorakan ribuan peserta. Ia mengaku sudah “panas” bahkan sebelum naik ke panggung karena gaya bicara Ketua Umum DPP IMM, Riyan Betra Delza.
“Saya belum naik panggung saja sudah merasa hangus, karena digorong oleh ketua umum,” ujar Bahlil sambil tertawa, disambut sorakan ribuan peserta yang memadati Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).
Bahlil lalu menimpali sambutan Riyan dengan gaya akrab khasnya. Ia menyebut pidato Ketua Umum IMM itu mengingatkannya pada masa-masa dirinya masih menjadi aktivis.
“Luar biasa dinda. Pidatomu tadi memberikan inspirasi bagi saya. Waktu saya masih jadi aktivis, kelakuan saya tiap hari kayak kau begitu,” kelakarnya yang memantik sorakan dan tawa ribuan peserta.
“Kerjanya ngolah aja, ngolah terus begitu. Saya tahu itu sedang adinda olah, tapi seru juga abang dengarnya. Om suka itu,” ucapnya disertai tawa yang kembali disambut riuh oleh peserta Tanwir.
Dalam dunia aktivisme, istilah “ngolah” memang cukup familiar. Kata ini menggambarkan cara halus membangun kedekatan dengan seseorang. Biasanya lewat pujian, humor, atau gestur simbolik untuk mencairkan suasana atau menarik simpati tanpa konfrontasi langsung.
Namun, istilah ini juga memiliki makna ganda. Sebagian aktivis menilainya positif sebagai seni komunikasi politik. Sementara sebagian lain memberi konotasi negatif, menganggap “ngolah” sebagai upaya mencari muka terhadap kekuasaan.
Konteks inilah yang membuat candaan Bahlil terasa berlapis. Ia menyadari bahwa gaya sambutan Riyan yang hangat dan penuh pantun bukan sekadar basa-basi. Melainkan bagian dari tradisi aktivisme yang memadukan kritik dan kedekatan secara simbolik.
“Masa depan negara, masa depan bangsa ini ada di tangan pemuda. Tapi pemuda yang berproses, pemuda yang betul-betul menyiapkan diri. Dan, IMM adalah salah satu organisasi sebagai sumber perkaderan bangsa untuk kelak menjadi pemimpin bangsa di tanah air ini,” jelas Ketua Umum Partai Golkar itu.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Riyan Betra Delza memang banyak menyinggung kehadiran Bahlil. Ia memuji Menteri ESDM itu sebagai sosok yang datang ke Malang “hanya untuk IMM”, disambut riuh tepuk tangan peserta. Riyan juga berpantun beberapa kali, dan membuat Bahlil tersenyum lebar di kursinya.
“Pak Bahlil datang dengan wibawa; Datangnya sebelum maghrib; Mahasiswa IMM penuh daya; Seperti beringin solid dan positif,” ujar Riyan saat berpantun.
Bahlil tersenyum, peserta bersorak. Riyan lalu menimpali dengan pantun kedua yang membuat ruangan makin ramai. “Jalan ke kampus bawa bendera; Warna kuning bikin bahagia; IMM sangat luar biasa; Apalagi Bang Bahlil sudah tertawa,” ujarnya
Riyan menutup sambutannya dengan menyebut Bahlil sebagai sosok yang “berisi tapi menunduk”, kalimat yang kembali disambut sorakan peserta. “Ada yang kosong tapi meninggi. Ada yang berisi tapi menunduk, ya ini Bang Bahlil ini,” pungkasnya.