PESTA demokrasi bagi Bangsa Indonesia pada 2024 semakin dekat, dengan hanya menyisakan sekitar tiga bulan kedepan. Kalangan muda (berusia 18-40 tahun), yang terdiri atas generasi milenial dan generasi z (gen-z) menjadi kelompok pemilih terbesar dengan persentase mencapai sekitar 52 persen.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Abdul Musawir Yahya berpesan, agar anak-anak muda terutama kader-kader IMM harus mau dan mampu untuk ambil bagian dalam menebarkan nilai-nilai moralitas, di tengah hiruk-pikuk dinamika politik praktis yang semakin ‘menggeliat’.
Lelaki asal Makassar, Sulawesi Selatan itu menegaskan, peran kader-kader IMM juga adalah untuk bisa merawat keberagaman yang harmonis dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa, sekalipun dalam Pemilu 2024 mendatang mungkin berbeda pandangan politik dan berbeda pilihan.
“Dalam momentum pesta demokrasi, selain menebar nilai-nilai moral di tengah masyarakat, kader IMM juga harus berperan sebagai perawat harmoni dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar saling menghargai meskipun beda pilihan dan pandangan politik,” kata Abdul, Sabtu (28/10/2023).
Abdul menilai, perbedaan pilihan dan pandangan politik adalah suatu hal yang lumrah atau wajar, sebab setiap individu memiliki cara pandang yang unik terhadap calon atau kandidat, termasuk cara pandang dia dalam menyikapi dinamika politik yang terjadi.
Yang terpenting daripada itu semua adalah bagaimana tetap menjaga bingkai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Menurut Founder Gerakan Muda Inklusif (Masif) itu, terlalu mahal harga yang harus dibayar untuk mengorbankan persatuan dan kesatuan hanya demi ajang kontestasi lima tahunan. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Mohammad Ilham
