Daun Mangga Jadi Bio-Coating, Mahasiswa UMM Ciptakan Telur Lebih Awet

Daun Mangga Jadi Bio-Coating, Mahasiswa UMM Ciptakan Telur Lebih Awet

MAKLUMAT — Siapa sangka, daun mangga tua yang biasa dianggap sampah ternyata bisa menjaga telur tetap segar lebih lama. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuktikan hal itu lewat inovasi bio-coating berbahan ekstrak daun mangga golek tua.

Lima mahasiswa UMM yang dipimpin Wirayuda Ahmad Yoga Bimantara dari Fakultas Pertanian Peternakan merancang lapisan pelindung alami ini dengan bimbingan dosen Apriliana Devi Anggraini, S.Pt., M.Sc. Mereka berhasil mengubah limbah daun mangga menjadi isolat flavonoid berkandungan tinggi. Isolat itu mereka campurkan dengan kitosan untuk menghasilkan larutan pelapis telur.

“Telur cepat rusak setelah 14 hari. Kami ingin memberi solusi alami agar kualitasnya tetap terjaga,” ujar Wirayuda seperti dilansir laman UMM, Sabtu (20/9/2025).

Tim mengekstrak daun mangga, lalu memverifikasi kandungan flavonoid melalui Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Uji FTIR. Setelah itu, mereka menyiapkan tiga variasi konsentrasi larutan pelapis: 6 persen (P1), 6,25 persen (P2), dan 6,5 persen (P3).

Mereka mencelupkan telur segar dari peternakan UMM ke dalam larutan selama lima detik. Selanjutnya, mereka menyimpan telur itu selama 14 hari. Uji coba pada 26 Agustus 2025 membuktikan bio-coating mampu menjaga kesegaran dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella.

Keunggulan bio-coating daun mangga ini terletak pada keamanan dan keterjangkauannya. Tim menegaskan metode pengawetan dengan natrium silikat bisa meninggalkan bahan kimia berbahaya. Sementara penggunaan kapur berpotensi meninggalkan residu, dan minyak kelapa relatif mahal untuk produksi massal.

Baca Juga  BBP Jawa Timur Gandeng Multipihak di Kota Malang, Teguhkan Peran Strategis Penguatan Bahasa Indonesia 

“Lapisan dari daun mangga ini alami, ramah lingkungan, dan murah,” tegas Wirayuda.

Hasil uji organoleptik pada 27 Agustus 2025 menunjukkan bio-coating tidak mengubah rasa telur sama sekali. Tim berharap inovasi ini bermanfaat bagi masyarakat dan industri pangan.

“Kami berharap produk ini bisa dipakai secara luas. Selain menjaga telur tetap aman, produk ini juga sejalan dengan tren ramah lingkungan yang kini banyak dicari perusahaan. Kami optimistis bisa melangkah ke PIMNAS,” kata Wirayuda.***

*) Penulis: Edi Aufklarung
Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *