MAKLUMAT – Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Provinsi Jawa Timur (DK3 Jatim) terus mendorong transformasi budaya K3 di Indonesia. Program ini sejalan dengan visi Menteri Ketenagakerjaan yang ingin menjadikan tenaga kerja sebagai aset berharga dengan pendekatan people-centric.
Dalam audiensi dengan jajaran Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan di Surabaya, DK3P Jatim berkomitmen mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Ketua DK3 Jatim, Sigit Priyanto, menyatakan, bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah program guna mendukung komitmen tersebut.
“Kami berharap program-program K3 yang relevan dengan kebutuhan industri mendapat dukungan dari pemerintah pusat. DK3 Jatim siap menjadi mitra strategis dalam mewujudkan transformasi K3 di Indonesia,” katanya dalam surat resmi.
Kolaborasi Jadi Kunci
DK3P Jatim juga mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pengembangan budaya K3.
Wakil Ketua DK3 Jatim, Edi Priyanto, menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah, industri, perguruan tinggi, hingga masyarakat dalam upaya ini.
“Kami akan terus memperluas cakupan K3, tidak hanya di sektor industri, tetapi juga di lingkungan ASN dan pekerja informal,” ujarnya.
Senada dengan itu, anggota DK3 Jatim, Adithya Sudiarno menambahkan dengan adanya kolaborasi yang kuat bisa menjadi kunci pengembangan kompetensi K3 tenaga kerja.
“DK3P Jatim siap berperan aktif mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia,” ia menjelaskan.
DK3 Jatim Jadi Role Model
Plt. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3, Fahrurozi, mengapresiasi kinerja DK3 Jatim. Menurutnya, DK3P Jatim bisa menjadi role model implementasi K3 bagi daerah lain.
“DK3P Jatim menjadi contoh yang baik bagi provinsi lain dalam mengembangkan program-program K3 yang inovatif. Di dalamnya telah menyertakan pemangku kepentingan,” pujinya.
DK3 Jatim optimistis bisa mendorong transformasi K3 di Indonesia dengan berbagai inisiatif. Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, budaya keselamatan kerja dapat tertanam kuat di masyarakat.