INTERNAL Partai Golkar bergejolak setelah sejumlah fungsionaris dan caleg muda mendeklarasikan perlawanan terhadap kebijakan elite Partai Golkar mencalonkan Gibran Rakabuming menjadi cawapres. Bahkan, Kaukus Muda Beringin 03 yang dideklarasikan di Jakarta pada 10 Januari 2024 lalu, secara gamblang menyerukan pembangkangan atas keputusan partai dan memberikan dukungan kepada paslon nomor 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Deklarator KMB 03 Hadi Susanto mengatakan, gerakan tersebut telah lama ditunggu pengurus dan kader se-Indonesia yang kecewa berat karena kegagalan elite partai menjaga martabat Partai Golkar.
“Selama ini rasa kecewa dan marah itu lebih banyak dipendam, atau maksimalnya diekspresikan di group WhatsApp pengurus. Sehingga banyak cerita di internal pengurus yang kritis di-kick dari group WhatsApp pengurus DPD I atau DPD II,” jelas mantan Sekjen BKPRMI ini.
Sehingga, menurut Hadi, deklarasi KMB 03 telah memicu keberanian pengurus dan caleg di seluruh Indonesia untuk melawan perintah partai. Hal ini terekam dari apresiasi dan dorongan semangat yang diterima para deklarator melalui telepon atau percakapan WhatsApp.
“Sejak awal kami yakin KMB 03 akan menjadi gerakan massif bukan sekedar gimmick. Hal ini akan kami buktikan dengan dekrarasi serupa di daerah-daerah dalam waktu dekat ini,” tandas tokoh Majelis Dakwah Islamiyah ini.
Hal senada diungkapkan deklarator lainnya, Andir Firliansyah, Wakil Sekretaris Bidang Pemenangan Pemilu DPD I Partai Golkar Sumsel. Andir menuturkan, banyak caleg Golkar di daerah yang selama ini terpaksa memasang atribut Prabowo-Gibran dengan biaya sendiri karena tekanan partai, kini memiliki keberanian untuk menolak.
”Caleg-caleg merasa diperas untuk memenangkan pasangan urut 2 yang cara penetapannya di pusat membuat mereka malu dan marah. Sehingga, efek gerakan ini akan jadi bola salju, menjadi gerakan perlawanan sekaligus semoga maksimal beralih ke Ganjar-Mahfud,” terang Ketua DPD Mapancas Sumsel ini.
Andir juga menanggapi statement Dave Laksono yang menyebut deklarator KMB 03 sebagai kelompok pinggiran di Partai Golkar. Menurut Andir, hal ini justru menjadi kekuatan karena berhasil mempermalukan elite golkar yang selama ini hanya diam meski memiliki kemarahan yang sama.
“Kami bukan relawan, tapi wadah semut-semut yang berani bersuara terbuka agar para gajah tergelitik dan berhenti bersikap diam atas pembusukan yang terus berlangsung di kandang beringin. Jangan lupa, deklarator KMB 03 umumnya eks aktivis yang kenyang asam garam perjuangan, namun dipinggirkan di era Airlangga Hartarto, jadi mari kita liat efeknya nanti setelah perhitungan suara Pilpres,” tutup Andir. (*)
Kontributor: Arif An
Editor: Mohammad Ilham