MAKLUMAT – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan anak muda berhak belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri. Pernyataan itu muncul setelah salah satu admin media sosial pribadinya, Hening Dzikrillah viral karena ucapan candaan saat jeda siaran langsung.
“Jadi kemarin kan sempat viral admin saya, Mbak Hening, itu membuat khilaf, salah untuk kalimatnya yang keluar ketika dia guyon (bercanda),” kata Eri, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya pada Selasa (4/11/2025).
Eri mengaku baru mengetahui peristiwa tersebut setelah kembali dari kegiatan Konferensi Asia Afrika di Blitar. Saat tiba di kantor, ia menerima surat pengunduran diri dari Hening yang dikirim melalui Sekretaris Daerah (Sekda).
“Saya tidak tahu kabar itu sampai hari Minggu, dan Senin tadi saya baru masuk ada surat pengunduran diri dari Mbak Hening,” ujarnya.
Namun, Eri tidak menerima keputusan itu. Ia hanya menonaktifkan sementara Hening dan memintanya agar memanfaatkan waktu ini untuk memperbaiki diri.
Ia menegaskan bahwa sebagai anak muda, Hening berhak belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri. “Kalau anak muda mengalami kegagalan, jangan dibunuh karakternya, tapi bagaimana kita mengajak anak-anak ini untuk yakin,” jelasnya.
Generasi Muda dan Ruang Berkembang
Menurut Eri, generasi muda perlu diberi ruang untuk berkembang. Ia menilai Hening sebagai sosok kreatif yang selama ini membantu mengelola akun media sosial miliknya dengan semangat dan tanggung jawab tinggi.
“Anak-anak muda seperti Hening itu saya nilai terbaik. Sehingga saya ajak jadi bagian yang nempel (mengawal) dengan saya. Tapi saya selalu sampaikan, media sosial itu bukan untuk popularitas, bukan untuk menampilkan apa yang dikerjakan,” tegas Eri.
Ia mencontohkan penggunaan akun Instagram pribadinya yang lebih banyak digunakan untuk edukasi masyarakat tentang zakat, kerja bakti, hingga berbagai program Pemkot Surabaya.
“Kalau IG saya, malah mengajak, ayo zakat, ayo bersih-bersih (kerja bakti). Itu mengedukasi masyarakat,” ujarnya.
Keberanian Bertanggung Jawab
Terkait insiden candaan yang viral, Eri menjelaskan Hening tidak sengaja mengucapkan kalimat tersebut karena mikrofon siaran langsung tidak dalam posisi mute. “Dia guyon (bercanda) sama temannya sesama tim medsos. Anak muda itu kan kadang teledor, onok (ada) kurang matangnya,” katanya.
Meski demikian, Eri menegaskan kesalahan itu bagian dari proses belajar. “Ketika anak muda mengalami kegagalan, maka itu awal sebuah keberhasilan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Hening tidak boleh kehilangan semangat hanya karena satu kesalahan. “Saya nonaktifkan sementara agar dia memperbaiki diri. Dia harus berani menghadapi kenyataan. Ketika ada kesalahan, jangan pernah mundur selangkah pun,” jelasnya.
Saat ini, Hening diketahui tengah menenangkan diri. “Insyaallah dia menenangkan diri dulu, katanya mau umrah. Tapi saya sampaikan, dia harus tetap kuat dan berani menyelesaikan masalahnya,” ucap Eri.
Eri berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi generasi muda agar tidak takut berbuat salah selama masih berani bertanggung jawab. “Setiap manusia tempatnya kekurangan, tapi keberanian menghadapi kesalahan itu yang menjadikan kita sempurna,” tandasnya.