Gawat! Stok Alat Medis dan Obat-obatan di Gaza Habis

Gawat! Stok Alat Medis dan Obat-obatan di Gaza Habis

MAKLUMAT — Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan bahwa sebagian besar persediaan medis dan hampir setengah dari obat-obatan esensial—termasuk obat penghilang rasa sakit dan antibiotik—tidak lagi tersedia di Gaza, alias habis.

Dilansir dari Anadolu Ajansi pada Senin (26/5/2025), salah satu penyebab krisis peralatan medis dan obat-obatan tersebut lantaran 51 truk WHO yang menyuplai bantuan medis, masih menunggu persetujuan untuk bisa memasuki Jalur Gaza.

“Sebanyak 43% obat-obatan esensial berada pada level stok nol selain 64% persediaan medis dan 42% vaksin,” kata Direktur Darurat Regional WHO untuk Mediterania Timur, Ahmed Zouiten, saat jumpa pers Asosiasi Koresponden Terakreditasi di PBB (ACANU) di Jenewa, Swiss, Senin (26/5/2025) waktu setempat.

Menurut WHO, pasien dengan kondisi kronis dan yang mengancam jiwa—termasuk penderita gagal ginjal, kanker, kelainan darah, dan penyakit kardiovaskular—menjadi kelompok yang paling terdampak.

Blokade Logistik dan Bantuan Kemanusiaan

Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, Hanan Balkhy, mengungkapkan bahwa sampai saat ini blokade berkelanjutan terhadap material penyelamat jiwa masih dilakukan Israel.

“Belum ada truk WHO yang menyeberang ke Gaza. 51 truk WHO di Arish dan Tepi Barat (sedang) menunggu persetujuan untuk masuk (ke wilayah Gaza),” ungkap Balkhy.

Lebih lanjut, Balkhy mengaku sangat prihatin tentang stok obat-obatan esensial habis, yang semakin memperparah situasi kesehatan di Gaza.

Baca Juga  Dari Pabrik Mobil Listrik hingga Markas Huawei, Eddy Soeparno Ajak Indonesia Belajar Langsung ke China

“Bayangkan seorang dokter bedah yang harus memperbaiki tulang yang patah dengan peralatan yang sangat minim, tanpa anestesi, tanpa pembersih, tanpa fasilitas untuk melakukan sterilisasi,… Anda memerlukan cairan infus. Anda memerlukan kanula, jarum, dan perban. Itu hanyalah kebutuhan dasar minimum. Jumlahnya tidak sebanyak yang dibutuhkan,” sorotnya.

Balkhy juga memperingatkan tentang jumlah pasien dengan penyakit kronis. “Bahkan di masa konflik dan perang, ada pasien yang menderita hipertensi, diabetes, penyakit mental yang memerlukan pengobatan,… semua jenis pengobatan dasar,… mereka berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar,” tandasnya.

Israel Hadapi Tekanan Internasional

Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal ke wilayah Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan nyaris 54.000 warga Palestina. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant pada November 2024 lalu, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantung tersebut.

Kesepakatan gencatan senjata juga sempat tercapai apada pertengahan Januari 2025. Namun, Israel bergeming dan justru kembali melancarkan serangan brutal ke Gaza, bahkan ketika momentum Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah lalu.

Baca Juga  Harapan dan Masukan PDM Lamongan Terhadap Kepemimpinan Yes-Dirham

Hingga kini, belum ada langkah nyata atau tindak lanjut atas surat perintah ICC maupun dakwaan kasus di ICJ. Israel masih melancarkan serangan militer dan melakukan blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *