MAJELIS Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengadakan diskusi bertajuk Rembug Nelayan, Jum’at (29/12). Agenda untuk memperkenalkan metode log book dalam menangkap ikan itu diselenggarakan secara hybrid melalui zoom meeting dan daring di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah.
Ketua MPM PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin mengatakan pentingnya pembaruan teknologi untuk membantu kerja-kerja nelayan. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital untuk pembacaan iklim. Sebab, iklim saat ini tidak mudah ditebak.
Maka dari itu, lanjut dia, nelayan Indonesia harus diakrabkan dengan kemajuan teknologi. Sebab zaman terus berubah, dan dari perubahan tersebut diharapkan bisa memaksimalkan potensi maritim Indonesia. Namun, kearifan lokal tetap perlu dijaga.
“Permasalahan yang dihadapi sekarang ialah bagaimana kita memperbarui pola kerja konvensional menjadi digital, kita akan menghadapi fenomena iklim yang bisa saja berubah diluar dari kebiasaan alam para nelayan,” tuturnya di depan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU) dan masyarakat umum yang mendaftar.
Nurul berharap, supaya penangkapan ikan dilakukan oleh nelayan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, mengingat sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Maka, penting untuk memaksimalkan potensi itu.
“Kadang kita tidak tahu apakah ikan yang ditangkap memang ikan yang dari laut kita, atau ikan yang datang tidak sengaja, maka perlu dirasa adanya pencatatan,” jelasnya.
Sementara, Riza Yuliratno Setiawan, salah satu pemateri yang juga anggota Divisi Nelayan dan Masyarakat Pesisir MPM PP Muhamadiyah menyampaikan metode log book merupakan alternatif yang cukup sederhana untuk digunakan oleh nelayan.
“Log book merupakan salah satu metode yang efektif dan cukup bermanfaat bagi nelayan dan masyarakat pesisir, log book mencatat karakteristik ikan dan pola lokasi yang bisa dijadikan acuan umum oleh nelayan untuk menangkap ikan,” ucapnya.
Hal senada juga dipaparkan oleh Al Fajar Alam. Praktisi kelautan dan perikanan itu menambahkan, nantinya log book yang sudah didaftarkan akan menjadi satu-kesatuan dalam inventaris kapal. “Pencatatan log book ini bertujuan dari nelayan, oleh, dan untuk nelayan juga,” tandasnya. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto