
MAKLUMAT — Lebih dari 90 warga Palestina tewas dalam 48 jam terakhir akibat gempuran Israel yang semakin intensif di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu (19/4/2025) melaporkan, korban tewas mencakup perempuan dan anak-anak yang berada di zona yang diklaim sebagai zona kemanusiaan.
Serangan udara Israel menyasar Khan Younis dan Rafah, dua kota di selatan Gaza yang menampung ratusan ribu warga pengungsi. Setidaknya 11 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan di daerah tenda pengungsian di Al-Mawasi, Khan Younis, yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman oleh militer Israel. Empat orang lainnya, termasuk ibu dan anaknya, tewas dalam serangan di Rafah.
Israel telah bersumpah meningkatkan serangan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera dan melucuti senjatanya. Militer Israel juga mulai menduduki zona “keamanan” di wilayah Gaza.
Selama enam minggu terakhir, Israel memblokade total Jalur Gaza, memutus pasokan makanan, air, dan obat-obatan. PBB dan organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa ribuan anak-anak mengalami kekurangan gizi parah. Warga hanya mampu makan satu kali sehari, bahkan kurang.
Kepala WHO untuk kawasan Mediterania Timur, Dr. Hanan Balkhy, mendesak Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, agar mendorong pencabutan blokade demi memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
“Saya ingin dia melihat langsung situasi di lapangan,” ujar Balkhy melansir laporan Arab News.
Sementara itu, Huckabee, dalam kunjungan perdananya sebagai duta besar, menyampaikan bahwa upaya masih terus dilakukan untuk membebaskan sandera yang tersisa. Perang ini bermula dari serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 lainnya.
Sejak saat itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 51.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Infrastruktur Gaza hancur, produksi pangan lumpuh, dan 90 persen penduduk terpaksa mengungsi.***