Hadapi Krisis Kesehatan Internasional, Indonesia Siagakan Tenaga Kesehatan Cadangan

Hadapi Krisis Kesehatan Internasional, Indonesia Siagakan Tenaga Kesehatan Cadangan

MAKLUMATKementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional. Melalui Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes menggelar pelatihan intensif bertajuk Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Cadangan Kesehatan Emergency Medical Team (TCK-EMT) Tipe 2 Indonesia dibSentul, Kabupaten Bogor. Langkah ini dilakukan untuk menghadapi krisis kesehatan berskala internasional.

Sebanyak 95 peserta dari berbagai institusi strategis seperti rumah sakit vertikal Kemenkes, POLRI, organisasi profesi, LSM, hingga NGO mengikuti pelatihan. Hal ini bertujuan menyiapkan tenaga medis yang tangguh dan siap diterjunkan kapan saja untuk menghadapi bencana dan krisis kesehatan berskala nasional hingga internasional.

“Indonesia merupakan negara rawan bencana. Kita butuh tim medis yang siap dikerahkan kapan pun,” tegas Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin seperti dikutip laman Kemenkes, Jumat (8/8).

Sementara itubKetua Pelaksana kegiatan, Eko Medistianto, menyebut pelatihan ini menjadi bagian dari upaya menuju sertifikasi global EMT Tipe 2 dari WHO. Materi pelatihan mencakup manajemen operasional EMT, kesiapan logistik, koordinasi antarunit, hingga pelayanan medis darurat.

Pelatihan juga menyajikan sesi simulasi rumah sakit lapangan dan diskusi operasional berbasis standar Blue Book WHO 2021. Fasilitator berasal dari institusi ternama seperti Universitas Pertahanan, Universitas Indonesia, RS Haji UIN Jakarta, BPOM, MDMC, hingga WHO.

Salah satu peserta, Franky Moudy Rumondor, menilai pelatihan ini sangat relevan. “Di tengah keterbatasan, tenaga kesehatan tetap harus optimal memberi layanan. Pelatihan ini membuka wawasan tentang kesiapan total dalam kondisi darurat,” ujarnya.

Baca Juga  Kemenkes Buka Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis, Catat Tanggal Pentingnya!

Melalui program ini, Kemenkes ingin memastikan setiap tenaga cadangan memiliki kemampuan seragam sesuai standar internasional. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari transformasi pilar ketahanan kesehatan nasional, sekaligus bentuk komitmen Indonesia dalam memperkuat respons terhadap bencana dan krisis kesehatan global.

*) Penulis: Rista Erfiana Giordano

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *