MAKLUMAT — Di tengah isu pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengambil langkah strategis dengan menata ulang manajemen keuangan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa strategi fiskal ini bertumpu pada tiga pilar, yaitu kejujuran, optimalisasi aset, dan pengawasan berbasis teknologi.
Ia menekankan pentingnya kejujuran agar semua kebutuhan dan pengeluaran dapat diketahui secara jelas. “Sehingga pentingnya kejujuran dalam setiap laporan keuangan. Jadi berapa yang perlu disampaikan, sampaikan,” ujar Wali Kota Eri, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya pada Kamis (18/9/2025).
Penurunan TKD yang direncanakan akan berlaku pada 2026 memaksa pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten untuk mencari strategi baru. Tahun depan, TKD akan menyusut menjadi Rp650 triliun, dari Rp864,1 triliun pada tahun ini.
Besaran TKD untuk 2026 tercatat sebagai yang terendah dalam lima tahun terakhir. Pada 2021, realisasi anggaran TKD mencapai Rp785,7 triliun, mencakup dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana desa.
Penurunan tersebut membuat pemerintah daerah terbatas dalam pengelolaan fiskal. Keterbatasan ini berpotensi memperlambat laju pembangunan di tingkat provinsi, kota, maupun kabupaten.
Adapun Wali Kota Eri menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya akan mengoptimalkan aset-aset yang selama ini belum produktif atau idle. Hal ini dilakukan untuk menutupi potensi kekurangan dana.
“Hasil dari penyewaan ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan, yang kemudian bisa digunakan untuk menutup kekurangan transfer keuangan daerah,” jelasnya.
Selain itu, pengawasan ketat menjadi fokus Pemkot Surabaya untuk mencegah kebocoran anggaran. Salah satu langkahnya adalah penerapan sistem pembayaran non-tunai, seperti yang dijalankan pada sektor pajak hotel dan restoran.
“Kita menggunakan aplikator atau aplikasi. Melalui aplikasi ini, data pendapatan bisa langsung terintegrasi dengan sistem pemerintah kota tanpa perlu pemeriksaan manual. Metode ini menjamin transparansi dan akurasi, meminimalkan ruang untuk kebocoran dana,” imbuhnya.
Dengan strategi tersebut, Wali Kota Eri menegaskan kesiapan Surabaya menghadapi tantangan fiskal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kota. “Dengan fiskal yang kuat dan strategi yang matang, Surabaya membuktikan diri sebagai kota yang siap menghadapi tantangan ekonomi,” pungkasnya.