MAKLUMAT — Kekalahan demi kekalahan yang dialami Real Madrid dalam beberapa laga terakhir memberikan pertanyaan besar mengenai masa depan tim ini. Setelah tersingkir dari Liga Champions dengan kekalahan telak dari Arsenal (agregat 1-5), Madrid kembali mengalami nasib buruk di Copa del Rey dengan kekalahan 2-3 di final melawan Barcelona. Tak hanya itu, tim besutan Carlo Ancelotti ini juga dipermalukan oleh rival abadinya, Barcelona, dalam dua pertemuan sebelumnya di La Liga (0-4) dan di final Piala Super Spanyol (2-5).
Kini, para pendukung Madrid menunggu laga penting di matchday ke-35 La Liga, di mana pertemuan kembali dengan Barcelona dapat menjadi penentu nasib mereka dalam perebutan gelar. Jika kalah lagi, piala La Liga akan sepenuhnya lepas ke tangan Barcelona, dan posisi Madrid di klasemen semakin terpuruk.
View this post on Instagram
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan pandangannya terkait keterpurukan Madrid. Menurutnya, kegagalan ini menjadi cerminan penting bagi dunia olahraga, termasuk bagi Madrid, yang selama ini dikenal dengan prestasinya yang luar biasa. Haedar Nashir mengungkapkan, “Kekalahan yang terus-menerus ini tidak hanya menyangkut masalah individu pemain atau pelatih, tetapi juga sistem yang diterapkan dalam tim. Dalam dunia sepakbola modern, sistem yang terorganisir jauh lebih penting daripada hanya mengandalkan kemampuan individu.”
Sementara itu, banyak pihak yang mulai menyalahkan Carlo Ancelotti atas serangkaian hasil buruk yang diterima Madrid. Namun, Haedar Nashir mengingatkan bahwa dalam dunia sepakbola, kemenangan dan kekalahan adalah hal yang wajar. “Ancelotti adalah pelatih hebat yang sudah memberikan banyak gelar bergengsi bagi Madrid, termasuk tiga Liga Champions. Kalaupun akhirnya dia harus meninggalkan Madrid, dia layak dihormati, bukan dipandang sebagai pecundang,” jelas Haedar Nashir dikutip dari laman Muhammadiyah, Senin (28/4/2025).
Di luar itu, dunia olahraga mengutamakan sportifitas. Para pemain Madrid pun tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Tahun lalu mereka sukses meraih gelar La Liga dan Liga Champions, yang menjadi bukti kualitas mereka. Namun, untuk bisa bersaing kembali, Haedar Nashir menekankan bahwa Madrid perlu bertransformasi. “Sepakbola modern kini lebih mengandalkan sistem permainan kolektif, bukan hanya kemampuan individu pemain,” ujar Haedar Nashir.
Melihat Barcelona yang di bawah Hansi Flick, dengan skuat yang dianggap biasa saja, menunjukkan bahwa sistem yang solid dapat mengubah tim menjadi kekuatan besar. Begitu juga dengan Pep Guardiola di Manchester City, yang memadukan penguasaan bola dengan serangan langsung, meski tahun ini mereka gagal di Liga Inggris dan Liga Champions, banyak yang beranggapan bahwa penurunan performa beberapa pemain kunci jadi faktor utama.
“Kunci kesuksesan tim adalah keseimbangan antara kualitas individu dan sistem yang kokoh. Barcelona, dengan pendekatan sistematik, telah mampu menampilkan permainan yang efektif. Madrid harus belajar dari itu,” ujar Haedar Nashir.
Bagi Madrid, saatnya bertransformasi. Mereka harus berhenti mengandalkan kemampuan individu semata dan mulai membangun pola permainan kolektif yang berfokus pada penguasaan bola dan serangan yang efektif. Perubahan pelatih menjadi salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan. Nama-nama seperti Xabi Alonso atau Jurgen Klopp kini ramai dibicarakan sebagai kandidat yang memiliki pendekatan sistematis yang dapat membawa Madrid kembali ke jalur kemenangan.
Lebih dari itu, Haedar Nashir menekankan bahwa pelajaran yang bisa diambil dari kegagalan Madrid adalah pentingnya sistem dalam berorganisasi, baik di sepakbola maupun dalam kehidupan berbangsa. “Dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berorganisasi, perpaduan antara kualitas individu dan sistem yang kuat adalah hal yang mutlak diperlukan. Tanpa sistem yang kokoh, organisasi atau bangsa tidak akan bisa maju,” ujarnya.
Untuk Indonesia, Haedar Nashir mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat sistem berbangsa dan bernegara, sambil terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Indonesia akan mengalami lompatan kemajuan jika kita gigih dan sabar membangun sistem yang baik,” tutup Haedar Nashir.