25.1 C
Malang
Jumat, Maret 21, 2025
KilasHaedar Nashir Ungkap Rencana Muhammadiyah Bangun Islamic Center di Madrid Spanyol

Haedar Nashir Ungkap Rencana Muhammadiyah Bangun Islamic Center di Madrid Spanyol

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, dalam sebuah dialog yang disiarkan kanal YouTube Kompastv, Kamis (20/3/2025). (Foto: Tangkapan layar/ Ubay NA)
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, dalam sebuah dialog yang disiarkan kanal YouTube Kompastv, Kamis (20/3/2025). (Foto: Tangkapan layar/ Ubay NA)

MAKLUMAT — Muhammadiyah tengah berencana untuk membangun Islamic Center di Madrid, Spanyol. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam sebuah dialog bertajuk ‘Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir Beberkan Langkah Atasi Erosi Keadaan Publik‘ yang disiarkan di kanal YouTube Kompastv (20/3/2025).

Haedar mengungkapkan bahwa Muhammadiyah telah membeli sebuah gedung di Madrid, Spanyol, yang akan diubah menjadi masjid sekaligus Islamic Center. Proses legalitas pembelian gedung tersebut masih berlangsung sesuai dengan hukum yang berlaku di negara setempat.

“Masih berproses. Karena kan persoalan legalitas itu mengikuti hukum di negara tersebut. Jadi kita nanti akan bertahap-tahaplah gitu ya. Legalitas pembeliannya itu cukup panjang gitu kan. Kemudian sehabis itu baru peruntukannya,” ujar Haedar Nashir.

Fungsi yang Luas

Lebih lanjut, Haedar menyampaikan bahwa ada dua kemungkinan penggunaan gedung tersebut. Selain sebagai masjid, Muhammadiyah cenderung ingin mengembangkannya sebagai Islamic Center yang memiliki fungsi lebih luas.

Menurut Haedar, Muhammadiyah ingin memastikan kehadirannya di Spanyol tidak dipandang sebagai ekspansi atau ancaman bagi masyarakat setempat. Sebaliknya, Muhammadiyah hadir dengan prinsip tawasuth (moderat) dan wasathiyah (jalan tengah), sebagaimana yang telah dilakukan di negara lain seperti Australia dan berbagai wilayah di Indonesia.

“Tapi lebih dari itu juga yang tidak kalah pentingnya kita harus dulu membangun komunikasi dengan berbagai pihak di setempat. Baik di Madrid maupun di Spanyol untuk menunjukkan bahwa kehadiran Muhammadiyah itu tidak merupakan ekspansi, apalagi bersifat ancaman,” jelas Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.

Kehadiran Muhammadiyah di Daerah Minoritas Muslim

Haedar mencontohkan ketika Muhammadiyah hadir dan berkembang di daerah dengan mayoritas non-Muslim seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua. Jumlah muslim di NTT hanya sendiri hanya sekitar sembilan persen saja.

“Kondisi ini tidak menjadi kendala bagi Muhammadiyah bahwa membangun pendidikan, kesehatan, bahkan juga aktivitas yang bersifat dakwah memperkuat umat yang menjadi bimbingan Muhammadiyah itu justru saling berkorelasi dengan kepentingan masyarakat setempat. Bukan menjadi ancaman. Nah ini kan memerlukan komunikasi, memerlukan sosialisasi, memerlukan pemahaman, dan memahamkan kehadiran Islam,” tambahnya.

Ia juga menyoroti hubungan historis Islam dengan Spanyol, terutama di wilayah selatan seperti Granada dan Madrid. Selama lebih dari empat abad, Islam telah menjadi bagian dari peradaban di kawasan tersebut dengan membangun masjid, perpustakaan, universitas, tradisi keilmuan, dan sebagainya.

“Kita ingin menyambung mata rantai kehadiran Islam di Eropa, dimulai dari Spanyol yang punya akar kesejarahan di mana Islam hadir sebagai agama yang kosmopolit, agama yang dunia, dan menebar rahmat bagi semesta,” terang Haedar.

_______

Penulis: Habib Muzaki | Editor: Ubay NA

Ads Banner

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer