MAKLUMAT — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, menegaskan pentingnya peran guru sebagai ujung tombak pendidikan nasional. Sebab itu, ia berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas para guru.
Dalam kuliah umum sekaligus peringatan Dies Natalis ke-20 Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), pada Sabtu (10/5/2025) Mu’ti memaparkan arah kebijakan nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah yang menitikberatkan pada pemerataan akses, kualitas pembelajaran, dan penguatan peran guru.
“Pada pembukaan UUD alinea empat disebut bahwa tujuan didirikannya negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Di situ juga disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan atau pengajaran,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa pendidikan nasional memiliki dua dimensi utama, yakni education for all dan education for higher education. Keduanya harus saling melengkapi agar sistem pendidikan Indonesia mampu merespons kebutuhan dasar dan pengembangan profesional.
“Ini tak selalu mudah karena saat ini masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan yang layak karena banyak faktor,” tandas Mu’ti.
Peran Guru Tidak Bisa Digantikan Teknologi
Lebih lanjut, di era digital dan perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang cukup pesat, Mu’ti menekankan pentingnya tetap menjaga posisi guru sebagai pilar utama pembelajaran. Ia menyebut bahwa teknologi hanyalah alat bantu dan tidak bisa menggantikan makna pembelajaran yang mendalam.
“Semua data atau informasi itu deep level information dan yang menjadi fokus baru kementerian yakni deep learning (pembelajaran yang mendalam),” tegasnya.
Pria yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menandaskan, para guru harus memahami style of learning (cara belajar) dan style of thinking (cara berpikir) siswa, serta mengembangkan peran sebagai mentor sekaligus konselor.
“Di era sekarang, guru tak cukup menjadi fasilitator, mereka harus bisa menjadi mentor yang menjadi tempat siswa menumpahkan suka dukanya,” jelas Mu’ti.
Lima Kebijakan Kunci untuk Guru
Untuk mendukung transformasi pendidikan, Mu’ti memaparkan lima kebijakan utama yang tengah digulirkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru, antara lain:
- Tunjangan Sertifikasi: Meningkatkan kesejahteraan guru melalui kebijakan tunjangan yang lebih adil dan tepat sasaran;
- Penyederhanaan Pelaporan Kinerja: Guru tak lagi dibebani laporan administratif harian, cukup satu kali setahun oleh kepala sekolah;
- Pemerataan Penugasan ASN: Guru PNS dan PPPK bisa ditugaskan di sekolah swasta guna pemerataan tenaga pendidik;
- Hari Khusus untuk Belajar: Memberikan satu hari khusus dalam sepekan agar guru bisa meningkatkan kompetensinya secara mandiri; serta
- Beasiswa Pendidikan untuk Guru: Bantuan pendidikan hingga Rp3 juta per semester untuk guru yang belum menyelesaikan D4 atau S1, yang saat ini sudah dimanfaatkan oleh 12.000 guru.
“Insya Allah, dengan cara seperti itu guru akan meningkat kualitasnya. Dan jika kualitas guru meningkat, mudah-mudahan kualitas pembelajaran juga akan meningkat,” pungkas Mu’ti.
Sekadar diketahui, dalam kesempatan itu Mu’ti juga meresmikan dua Program Studi (Prodi) baru Umsida, yang juga sebagai bentuk komitmen kampus dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yakni Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan Magister (S2) Pendidikan Dasar.