MAKLUMAT — Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran meluncurkan rudal balistik Kheibar Shekan generasi ketiga sebagai bagian dari gelombang kedua puluh Operasi True Promise III, Ahad (22/6/2025) dini hari waktu setempat. Peluncuran tersebut merupakan respons langsung terhadap klaim Amerika Serikat yang menyerang tiga fasilitas nuklir Iran beberapa jam sebelumnya.
Dalam pernyataan resminya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyebutkan bahwa peluncuran ini menjadi momen pertama kalinya rudal Kheibar Shekan yang dilengkapi hulu ledak ganda digunakan dalam pertempuran. Rudal tersebut berhasil menghantam sejumlah target strategis di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, pusat penelitian biologi milik Israel, serta markas komando dan kontrol alternatif.
📷 Tel Aviv in the aftermath of Iran’s fresh missile strikes
Follow: https://t.co/mLGcUTSA3Q pic.twitter.com/BUa6MRgJpu
— Press TV 🔻 (@PressTV) June 22, 2025
“Pasukan Dirgantara IRGC untuk pertama kalinya mengerahkan rudal balistik multihulu ledak Kheibar Shekan generasi ketiga. Dengan taktik baru yang mengejutkan, kami berhasil meningkatkan presisi, daya rusak, dan efektivitas serangan,” demikian isi pernyataan IRGC seperti dilansir Press TV.
Rudal Kheibar Shekan terbaru disebut mampu bermanuver secara dinamis saat fase turun, menyesuaikan lintasan, dan menghantam sasaran dengan akurat. Setiap rudal membawa beberapa hulu ledak berkekuatan tinggi yang menyebabkan kerusakan besar.
Dalam serangan tersebut, Iran meluncurkan total 40 rudal berbahan bakar padat dan cair. Operasi dilakukan secara tersembunyi sehingga sirene peringatan di wilayah sasaran baru terdengar setelah rudal menghantam langsung, menyebabkan kepanikan di wilayah yang disebut sebagai Palestina yang diduduki.
“Yang perlu dicatat, kemampuan inti militer Iran belum sepenuhnya dikerahkan dalam operasi ini,” tegas IRGC.
Hingga saat ini, militer Iran telah melancarkan 20 gelombang serangan dalam Operasi True Promise III, yang menyasar lokasi-lokasi militer dan intelijen penting di wilayah pendudukan. Operasi ini diklaim sebagai balasan atas agresi Israel sejak 13 Juni yang telah menewaskan lebih dari 400 warga Iran, termasuk perwira militer, ilmuwan, akademisi, atlet, hingga siswa sekolah.
Pemerintah Iran menegaskan bahwa serangan balasan akan terus dilakukan jika agresi terhadap negaranya tidak dihentikan. Ketegangan di kawasan kini dikhawatirkan dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas, menyusul keterlibatan langsung Amerika Serikat dan aksi militer terbuka dari Teheran.