MAKLUMAT — Israel dan Iran melancarkan aksi saling balas serangan pada Ahad (15/6/2025), menewaskan warga sipil dan memicu kekhawatiran konflik regional.
Israel menyerang markas Kementerian Pertahanan Iran dan fasilitas nuklir, sementara rudal-rudal Teheran berhasil menghantam bangunan di wilayah Haifa dan Tel Aviv, ibu kota Israel. Kedua belah pihak memperingatkan warga sipil untuk bersiap menghadapi serangan lanjutan.
Dilansir dari Arabnews.com (16/6/2025), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour menyatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 1.200, mayoritas warga sipil. Sebanyak 60 korban tewas pada Sabtu, separuhnya anak-anak, berasal dari apartemen 14 lantai yang hancur di ibu kota.
Iran telah memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka menolak negosiasi gencatan senjata dengan AS selama masih diserang oleh Israel. Israel memperingatkan warga yang tinggal dekat fasilitas militer untuk segera mengungsi. Sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan Iran ke Israel sejak Sabtu malam hingga Ahad, menambah total korban menjadi 13 orang, menurut layanan penyelamatan Magen David Adom.
Bandara utama dan wilayah udara Israel masih ditutup untuk hari ketiga. Ledakan mengguncang Tel Aviv pada sore hari saat Iran meluncurkan serangan rudal siang hari pertamanya sejak Israel menyerang Jumat lalu. Gelombang kedua terjadi malam harinya dan menghantam kawasan permukiman di Haifa, kota campuran Yahudi-Arab di utara Israel.
Layanan darurat melaporkan sembilan orang terluka dalam serangan itu, ditambah dua lainnya di wilayah selatan. Di Bat Yam, warga memeriksa kerusakan sambil bersiap menghadapi malam tanpa kepastian dan rasa cemas yang terus berlanjut.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengutuk tindakan balasan dari Teheran ini. Ia menyebut Iran akan membayar mahal, “Iran akan membayar harga yang mahal atas pembunuhan warga sipil, wanita, dan anak-anak,” ujarnya.
Tanggapan Donald Trump dan Dukungan untuk Israel?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan Iran untuk siap menghadapi kekuatan penuh militer AS jika melakukan pembalasan. Ia menyatakan dukungan penuh terhadap Israel dan menegaskan bahwa Teheran hanya bisa menghindari kehancuran lebih lanjut dengan menyetujui kesepakatan nuklir baru.
Trump memuji serangan Israel sambil membantah tuduhan Teheran bahwa AS telah terlibat bahkan ikut serta.
“Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” ujar Trump.
Trump menegaskan AS tak terlibat dalam serangan Israel dan memperingatkan Iran agar tak menyerang kepentingan AS. Militer AS turut menembak jatuh rudal Iran yang mengarah ke Israel, menurut dua pejabat AS. Trump juga menyatakan Iran bisa mengakhiri perang dengan menerima pembatasan nuklir ketat.
Namun, negosiasi nuklir terbaru batal digelar karena Iran menolak berunding di tengah serangan Israel. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi menyatakan pada Ahad bahwa jika serangan Israel dihentikan, maka tanggapan Teheran juga akan dihentikan. Ia menuding AS turut bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Iran Tak Buka Ruang Negosiasi untuk Israel, Kecam PBB
Araghchi mengatakan pada hari Minggu bahwa Teheran memiliki bukti yang menunjukkan pasukan AS mendukung kampanye pemboman hebat yang dilancarkan Israel. Ia menegaskan bahwa perundingan nuklir tidak dapat dibenarkan setelah serangan Israel.
“Kami memiliki bukti kuat dukungan pasukan Amerika dan pangkalan-pangkalan Amerika di kawasan itu terhadap serangan pasukan militer rezim Zionis,”kata Araghchi. Ia juga mengecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bersikap tidak peduli terhadap serangan mematikan Israel.
Ia mengatakan program nuklir Iran hanya untuk tujuan damai. Meski demikian, AS telah menilai bahwa Teheran tidak secara aktif mengembangkan bom tersebut. Dewan Pengawas Atom PBB juga mengecam Iran karena tidak mematuhi kewajiban yang dimaksudkan untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.
Iran juga menuduh Israel sengaja menyerang gedung Kementerian Luar Negeri di Teheran pada Minggu, menyebutnya sebagai serangan ‘kejam’ yang melukai sejumlah warga sipil. Serangan itu juga menewaskan kepala intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mohammad Kazemi, bersama dua perwira lainnya.
Kematian Kazemi dan wakilnya turut dikonfirmasi kantor berita semi-resmi Tasnim. Kazemi menjabat sebagai kepala intelijen IRGC sejak pertengahan 2022. Media resmi Pemerintah Iran melaporkan bahwa, “Tiga jenderal intelijen, Mohammad Kazemi, Hassan Mohaghegh, dan Mohsen Bagheri, gugur sebagai martir.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengutuk serangan Israel tersebut. “Rezim kriminal Israel melancarkan serangan yang disengaja dan kejam terhadap salah satu gedung Kementerian Luar Negeri Iran,” katanya.
Iran melalui media resminya juga telah mengumumkan gelombang serangan rudal yang baru saja diluncurkan lagi ke Israel. Ada serangkaian baku tembak sengit yang terjadi dengan Israel pada hari ketiga hingga hari keempat saat ini, sejak Israel mulai menyerang.