22.7 C
Malang
Senin, Februari 3, 2025
KilasIsra Mikraj dan Pesan Ekologis Ibadah Salat

Isra Mikraj dan Pesan Ekologis Ibadah Salat

MAKLUMATSalat merupakan salah satu ibadah ritual yang sangat penting di dalam ajaran Islam. Kitab suci Alquran menyebut kata salat (Arab: shalat) sebanyak 83 kali. Sementara itu, kata-kata yang diderivasi dari kata shalat disebutkan sebanyak 124 kali.

Salat
Penulis: Parid Ridwanuddin*

Secara kebahasaan, salat memiliki sejumlah makna, diantaranya “berdoa” dan “hubungan”. Makna etimologis “hubungan” yang terkandung dalam kata salat terambil dari kata shilat atau shilah yang memiliki akar kata yang sama dengan shalat, yaitu shad-lam-wau.

Kata shilat atau shilah mengingatkan kita pada terminologi silaturahmi dalam bahasa Indonesia, yang diambil dari bahasa Arab shilaturahmi.

Salat dapat dihayati dengan makna “hubungan” karena menjadi media yang menghubungkan antara hamba dengan Allah SWT. Tak hanya itu, salat juga menghubungkan antara manusia dengan alam yang merupakan manifestasi-Nya.

Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibn Arabi, seorang sufi agung kelahiran Murcia, Andalusia menulis makna salat dengan sangat memikat. Di dalam kitab Fushusul Hikam (halaman 224), beliau menjelaskan bahwa salat menggambarkan gerakan kosmik yang melambangkan gerak alam dari ketiadaan menuju keberadaan.

Gerakan di dalam salat terdiri dari tiga kelompok, yaitu: gerakan vertikal, saat sedang berdiri; gerakan horizontal, saat sedang melakukan rukuk; dan gerakan menurun, saat sedang dalam keadaan sujud.

Lebih jauh, Ibnu Arabi menjelaskan, ketiga gerakan salat tersebut menggambarkan bentuk-bentuk utama kehidupan di alam ini. Gerakan vertikal dalam salat melambangkan gerak manusia yang berdiri tegak.

Gerakan horizontal melambangkan gerak berbagai hewan yang berjalan dengan posisi tubuh horizontal. Dan gerakan menurun saat bersujud melambangkan gerakan pepohonan, tumbuhan, tanaman dan benda-benda abiotik lainnya.

Dapat ditambahkan, gerakan dinamis dalam salat yang digambarkan dengan gerakan turun dan naik melambangkan gerakan dinamis air, udara, dan api sebagai elemen penting bagi keseimbangan kehidupan di alam ini.

Pada titik ini, penjelasan Ibnu Arabi membantu kita memahami, salat merupakan hubungan antara hamba dengan Allah, pada satu sisi, dan hubungan antara hamba dengan alam, pada sisi yang lain. Dengan kata lain, orang yang melakukan ibadah salat pada hakikatnya sedang melakukan pertemuan dengan Allah sekaligus dengan alam yang merupakan manifestasi dari keberadaan-Nya.

Salat juga menegaskan bahwa manusia memiliki hubungan yang erat dengan keberadaan alam atau lingkungan hidup yang menjadi rumah besar bagi seluruh makhluk hidup, termasuk dirinya. Hubungan erat itu dapat dilihat dari ketergantungan manusia yang sangat tinggi terhadap berbagai sumber daya alam yang menyediakan sumber pangan dan air untuk menopang kehidupannya.

Hubungan Erat Salat dengan Alam

Dengan demikian, jika salat menegaskan alam begitu penting bagi kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya, maka salat juga melarang kita untuk melakukan kerusakan di alam. Sebab kerusakan alam akan menghancurkan keseimbangan kehidupan yang telah dirancang dengan sangat sempurna oleh Allah SWT.

Hubungan erat manusia dan berbagai makhluk hidup lainnya dengan alam digambarkan oleh Badiuzzaman Said Nursi, seorang ulama dari Turki, laksana sebuah huruf yang tidak memiliki makna apapun jika tidak dihubungkan dengan huruf-huruf yang lain. “Huruf itu tidak menunjukkan makna pada dirinya sendiri,” ungkap Nursi.

Sebuah huruf, baru akan memiliki makna dan dipahami jika dihubungkan dengan huruf-huruf lainnya. Keberadaan manusia ibarat satu huruf di antara hamparan huruf-huruf lainnya di alam ini. Eksistensi manusia tidak akan memiliki makna apapun jika tidak dihubungkan dengan eksistensi berbagai makhluk lainnya yang terdapat di alam ini.

* Pengurus Green Faith Indonesia & Anggota LHKP PP Muhammadiyah

* Foto:Walhi/Lemhanas

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer