Jalan Berliku Sony Bakhtiar Pimpin SMAM 3 Jember: Sempat Diwarnai Polemik, Lolos Psikotes Angkatan Laut

Jalan Berliku Sony Bakhtiar Pimpin SMAM 3 Jember: Sempat Diwarnai Polemik, Lolos Psikotes Angkatan Laut

MAKLUMAT — Perjalanan Sony Bakhtiar, S.E, S.Pd, M.M, untuk kembali menduduki kursi pimpinan SMA Muhammadiyah 3 (SMAM 3) Jember ternyata tidak mulus. Meski kini resmi dilantik untuk periode keduanya (2025-2029), prosesnya diwarnai dinamika internal hingga memerlukan “campur tangan” pihak eksternal yang tak biasa.

Pelantikan yang berlangsung di aula sekolah, Kamis (30/10) sore, itu memang terlihat khidmat. Namun, di baliknya, ada sebuah proses seleksi yang sangat ketat dan penuh pertimbangan.

Dr. Hidayatullah, MSI, Wakil Ketua PWM Jatim, tidak menampik adanya “sesuatu yang terjadi di Jember” selama proses seleksi bergulir. Ia membeberkan, PDM Jember awalnya mengusulkan tujuh nama calon. Setelah melalui seleksi dokumen, fit and proper test, dan tes psikologi di UM Jember, akhirnya tersisa dua calon terbaik.

Di sinilah letak ketegangannya. Untuk menjaga objektivitas dan menepis segala tendensi dari pihak internal Muhammadiyah, PWM Jatim mengambil langkah taktis.

“Maka dilakukan tes psikologi di luar Lembaga Muhammadiyah, yaitu di Angkatan Laut (TNI AL), agar keluar hasil lebih objektif,” ungkap Hidayatullah dalam sambutannya.

Keputusan akhir pun jatuh. SK dari PWM Jatim menetapkan Sony Bakhtiar sebagai nakhoda baru SMAMGA (julukan SMAM 3 Jember). “Kami menghormati keputusan dari PWM. Kami harap Pak Sony bisa merangkul semua stakeholder dan semua pihak bisa menjaga SK tersebut,” tegas Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PDM Jember Dr. Sofyan Rofi, M,Pd.I, seolah menyudahi polemik yang ada.

Baca Juga  Berjuang di Dapil Neraka, Zainul Lutfi Tegaskan Komitmennya Dekat dengan Muhammadiyah

Sony Bakhtiar, yang dilantik langsung oleh Ketua Majelis Dikdasmen PDM Jember Dr. Sofyan Rofi, M,Pd.I, menyadari betul tantangan di periode keduanya. Menurutnya, tantangan terbesar saat ini bersifat eksternal.

“Tantangan untuk mengusahakan kembali sekolah Muhammadiyah, di mana tidak banyak sekolah Muhammadiyah yang bisa bertahan di tengah gempuran ekonomi pada saat ini,” ujar Sony.

Meski begitu, ia tetap optimistis. Sony percaya SMAMGA punya potensi besar untuk bersaing. Kuncinya, kata dia, adalah sinergi yang kuat antara persyarikatan dan amal usaha di bidang pendidikan. “Tanpa sinergi kuat, keinginan membesarkan sekolah Muhammadiyah akan sulit tercapai,” katanya.

Menariknya, meski proses di “luar” sempat memanas, dukungan dari “dalam” justru menguat. Mayoritas guru dan sivitas sekolah mendukung kepemimpinan Sony. Bukan tanpa alasan, mereka telah merasakan dampak positif di periode sebelumnya.

“Kami percaya Pak Sony mampu membawa perbaikan signifikan,” ujar salah seorang guru. Ia membocorkan, Sony sudah mulai membenahi sistem sekolah. “Dan dalam waktu dekat ini akan mengadakan kenaikan gaji guru,” tambahnya.

Kini, dengan berakhirnya polemik, seluruh elemen sekolah berharap bisa kembali bersatu. Fokusnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya dari sisi akademis, tapi juga memperkuat soft skill siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja dan artificial intelligence (AI) di masa depan.***

*) Penulis: Lailatun Ni'mah
Kontributor Jember

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *