Jalan Berliku Sugiri Sancoko: Dari Anak Petani, Jadi Wartawan, Berujung Dibekuk KPK

Jalan Berliku Sugiri Sancoko: Dari Anak Petani, Jadi Wartawan, Berujung Dibekuk KPK

MAKLUMAT — Langit Ponorogo mendadak kelabu, Jumat (7/11/2025). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggegerkan Kota Reog. Tim antirasuah dilaporkan melakukan operasi tangkap tangan Bupati Sugiri Sancoko.  Ironisnya, operasi senyap ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Sugiri kembali memenangkan Pilkada 2024 untuk periode keduanya.

KPK menduga Kang Giri, sapaan akrabnya, terseret pusaran korupsi terkait mutasi dan promosi jabatan di lingkungan Pemkab Ponorogo. Padahal, karier politik Sugiri sedang berada di puncaknya. Ia baru saja sukses mengamankan kursi bupati untuk periode kedua (2025–2030).

Publik Ponorogo pertama kali menaruh harapan padanya saat ia dilantik pada 26 Februari 2021, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-50. Kala itu, ia maju bersama pasangannya, Lisdyarita.

Siapa sangka, jalan hidup Kang Giri penuh warna. Ia bukan berasal dari dinasti politik. Ia lahir dari rahim keluarga petani sederhana di Dusun Darat, Desa Gelang Kulon, Sampung. Menurut situs Pemkab Ponorogo, sebagai putra keenam dari tujuh bersaudara pasangan almarhum Sinto dan almarhumah Situn, Sugiri terbiasa hidup prihatin.

Kang Giri menamatkan pendidikan di SD Negeri Gelangkulon (1984), SMP Negeri Badegan (1987), dan SMK Negeri 1 Jenangan (1990). Setelah bekerja, ia melanjutkan studi dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Tritunggal Surabaya pada 2006. Delapan tahun kemudian, ia menggondol gelar Magister dari Universitas Dr. Soetomo (2014).

Baca Juga  Siapa Pun Presidennya, Sukseskan Caleg dari Warga Muhammadiyah

Sebelum mencicipi panggung politik, Sugiri lebih dulu malang melintang di dunia ‘kuli tinta’. Ia bekerja sebagai wartawan, profesi yang menempa ketajaman analisisnya. Tak puas di situ, ia banting setir merintis usaha sebagai pengusaha reklame. Naluri intelektualnya juga terus diasah.

Panggung politik pertama ia jajaki melalui DPRD Jawa Timur. Ia duduk sebagai legislator periode 2009–2015, kala itu masih mengusung bendera Partai Demokrat. Napas politiknya panjang. Ia mencoba peruntungan di Pilkada Ponorogo 2015 bersama Sukirno. Sayang, Sugiri Sancoko gagal.

Kekalahan tak membuatnya patah arang. Lima tahun kemudian, ia berganti ‘baju’ ke PDI Perjuangan dan kembali bertarung. Kali ini, ia berhasil merebut hati warga Ponorogo.

Di luar panggung formal, Kang Giri adalah sosok seniman. Pria yang menikahi Susilowati pada tahun 2000 ini hobi bernyanyi dan memetik gitar. Ia kerap membawakan lagu-lagu Iwan Fals, Didi Kempot, hingga Chrisye dan mengunggahnya ke kanal YouTube pribadinya.

Sebagai bupati, ayah tiga anak ini menyimpan ambisi besar. Ia menggagas pembangunan Monumen Reog setinggi 126 meter dan Museum Peradaban di Gunung Gamping, yang ia proyeksikan masuk Proyek Strategis Nasional.

Namun, kini, semua citra dan ambisi besar itu menghadapi ujian terberat. Proyek Monumen Reog belum tuntas, Kang Giri keburu ‘disapu’ tim KPK. Publik kini menanti nasib sang bupati, yang memulai kariernya sebagai wartawan pencari berita, dan kini justru menjadi berita utama.***

Baca Juga  HMI Kecam Pembubaran Panggung Rakyat 100 Hari Bupati Ponorogo
*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *