MAKLUMAT – Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah calon Menteri ke kediamannya di Jalan Ketanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Di antara nama-nama yang hadir, tampak mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Dr. Fauzan, M.Pd.
Ia mengenakan batik, menyempatkan menyapa wartawan sebelum memasuki rumah Prabowo. Prof. Fauzan terkenal luas sebagai figur penting di dunia pendidikan yang membawa UMM ke panggung global.
Prof Fauzan memimpin UMM selama dua periode, sejak 2016 hingga 2024. Di bawah kepemimpinannya, UMM mencatatkan banyak prestasi gemilang, mulai dari peningkatan rekognisi internasional hingga pembentukan lulusan yang siap bersaing di pasar global.
“Periode emas” ini menunjukkan bagaimana Fauzan bukan sekadar rektor biasa, melainkan seorang pemimpin visioner yang mampu membawa kampus dari Malang menuju dunia internasional.
Selama delapan tahun masa jabatannya, Prof Fauzan fokus pada pengembangan kerja sama global. Ia memperluas jaringan UMM dengan institusi pendidikan internasional, membuka pintu bagi mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam kolaborasi global.
Hasilnya, lulusan UMM kini memiliki pola pikir global yang mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Di bawah kepemimpinan Fauzan, UMM membentuk lulusannya agar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan soft skill yang kuat untuk sukses di dunia kerja internasional.
“Soft skill adalah bekal penting. Kesuksesan bukan hanya tentang pengetahuan. Tetapi juga tentang bagaimana beradaptasi dan tangguh dalam menghadapi perubahan,” ujar Prof Fauzan dalam berbagai kesempatan.
Profesor Penggerak Pembangunan
Tak hanya di kampus, Prof Fauzan juga terkenal karena inisiasi program profesor penggerak pembangunan masyarakat (P3M). Program ini menggandeng pemerintah daerah untuk langsung menerapkan keahlian para profesor UMM dalam pengembangan masyarakat.
Salah satu contoh suksesnya adalah pengembangan pertanian organik di Bondowoso dan Subak Bali, serta proyek pengembangan bawang merah di Nganjuk.
“Ilmu yang dimiliki para akademisi harus bisa diimplementasikan untuk menyebar kebaikan,” jelasnya.
Inisiatif lain yang tak kalah strategis adalah program Center of Excellence (CoE), yang ia rancang untuk mencetak lulusan dengan kompetensi spesifik yang menjadi kebutuhan dunia industri.
Hingga saat ini, UMM memiliki 42 CoE yang bisa diikuti mahasiswa, seperti sekolah udang, sekolah metaverse, sekolah AI, dan banyak lagi. Melalui CoE, mahasiswa dapat lulus dengan keahlian yang jelas dan siap terjun ke dunia kerja.
“CoE adalah solusi praktis untuk mencetak SDM yang siap pakai tanpa perlu membentuk program studi baru yang memakan banyak biaya dan waktu,” ujar Fauzan.
Prof Fauzan meninggalkan jejak emas di UMM dengan warisan kebijakan yang berorientasi pada masa depan.
Kepemimpinannya tak hanya memberi UMM tempat di kancah global, tetapi juga membangun masyarakat dengan pengaplikasian ilmu pengetahuan secara nyata.