MAKLUMAT — Sebuah kecelakaan tragis mengguncang India. Pesawat Air India yang membawa 230 penumpang dan 12 awak menabrak asrama dokter di kompleks BJ Medical College, hanya 3 kilometer dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Kamis (13/6/2025).
Pesawat Boeing 787 Dreamliner itu menghantam tiga bangunan di area Meghani Nagar, termasuk aula makan mahasiswa kedokteran dan sebuah gedung lima lantai yang menampung staf rumah sakit. Menurut laporan Hindustan Times, seluruh kompleks luluh lantak dilalap api, menewaskan ratusan orang di tempat kejadian. Asap tebal dan kobaran api membuat langit Ahmedabad menghitam, menciptakan suasana horor di kota metropolitan Gujarat itu.
Di antara korban meninggal dunia tercatat nama mantan Kepala Menteri Gujarat, Vijay Rupani. Sementara itu, satu penumpang bernama Vishwash Kumar Ramesh—warga negara Inggris keturunan India yang duduk di kursi 11A—dilaporkan selamat secara ajaib.
Berdasarkan data Flightradar24, pesawat lepas landas dari Landasan Pacu 23 pada pukul 13:39 IST. Tidak lama setelah mengudara, pilot mengirim sinyal Mayday. Pesawat sempat mencapai ketinggian 625 kaki dengan kecepatan 174 knot, namun tak lama kemudian kehilangan ketinggian secara perlahan, dengan posisi hidung tetap ke atas dan roda pendaratan masih terbuka. Komunikasi terakhir dengan menara pengawas terjadi sesaat sebelum pesawat kehilangan kontak total dan jatuh.
“Saya pikir itu gempa bumi,” ujar MS Prajapati, warga setempat yang rumahnya hanya berjarak 200 meter dari lokasi. “Tapi ketika saya keluar, saya melihat potongan sayap pesawat dan langit penuh asap. Selama satu jam saya tidak bisa melihat apa pun.”
Tim penyelamat yang terdiri dari petugas pemadam kebakaran, CRPF, dan relawan medis segera dikerahkan ke lokasi. Lebih dari 150 personel berjibaku di tengah panas dan puing-puing untuk mencari korban selamat. Di ruang ujian BJ Medical College yang berada di belakang kamar mayat Rumah Sakit Sipil Ahmedabad, didirikan pusat pengumpulan darah untuk tes DNA. Ratusan keluarga menangis dan menyerahkan sampel untuk mengenali kerabat mereka.
Pilot Berpengalaman, Mesin Diduga Gagal
Pesawat dipiloti oleh Kapten Sumeet Sabharwal, instruktur senior dengan 8.200 jam terbang, dan kopilot Clive Kundar yang memiliki 1.100 jam. Keduanya disebut sebagai pilot andalan Air India.
Pakar penerbangan mengatakan profil penerbangan pesawat yang menurun sambil mempertahankan posisi nose-up (hidung ke atas) mengindikasikan kegagalan mesin mendadak. Namun penyelidikan resmi masih menunggu hasil kotak hitam dan laporan teknis lebih lanjut.
Menteri Dalam Negeri Amit Shah dan Menteri Penerbangan Ram Mohan Naidu mengunjungi lokasi dan menggambarkan skala kehancuran sebagai “tak terbayangkan”. Shah menyebutkan bahwa pesawat membawa 125.000 liter bahan bakar saat jatuh, dan suhu tinggi membuat upaya penyelamatan nyaris mustahil.
Tata Group selaku pemilik Air India menyatakan akan memberikan kompensasi sekitar Rp2 miliar) untuk setiap keluarga korban. Mereka juga mengirim tim krisis ke Ahmedabad untuk memberikan dukungan langsung kepada korban selamat dan keluarga yang berduka.
Ucapan belasungkawa datang dari berbagai pemimpin dunia. Presiden AS Donald Trump menyatakan siap mengirim tim investigasi dari National Transportation Safety Board (NTSB). “Apa pun yang dibutuhkan India, kami akan segera bantu,” kata Trump dalam pernyataan tertulis.
Kecelakaan Paling Mematikan Sejak 1996
Tragedi ini menjadi kecelakaan udara paling mematikan di India sejak 1996, ketika tabrakan udara antara pesawat Saudia dan Kazakhstan Airlines menewaskan 349 orang di langit Delhi. Dreamliner yang naas ini adalah pesawat Boeing 787 pertama yang mengalami kecelakaan fatal sejak model ini diperkenalkan pada 2011.
Air India menyatakan fokus utamanya saat ini adalah mendampingi keluarga korban dan bekerja sama penuh dengan otoritas keselamatan penerbangan untuk mengungkap penyebab tragedi.
Sementara itu, Perdana Menteri Narendra Modi dijadwalkan mengunjungi lokasi kecelakaan hari ini. “Tragedi di Ahmedabad mengejutkan dan menyayat hati,” tulis Modi di akun X (dulu Twitter). “Kita semua berduka bersama keluarga korban.”