Kemenhaj Rilis Kloter Haji 2026 dan Perkuat Sertifikasi Pembimbing: Dua Agenda Besar Transformasi Layanan Jemaah

Kemenhaj Rilis Kloter Haji 2026 dan Perkuat Sertifikasi Pembimbing: Dua Agenda Besar Transformasi Layanan Jemaah

MAKLUMAT Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) mengawali rangkaian layanan haji 2026 dengan dua agenda penting, yakni merilis pembagian kelompok terbang (kloter) jemaah haji 1447 H/2026 M seta membuka Program Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji, dan Umrah bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dua langkah strategis ini disebut sebagai fondasi utama transformasi layanan jemaah.

Kemenhaj secara resmi menetapkan 525 kloter bagi total 204.362 jemaah dan petugas. Dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Arabian Airlines, berbagi layanan di 14 embarkasi seluruh Indonesia.

 

1. Garuda Indonesia — 277 Kloter (±102.502 jemaah) Melayani Embarkasi:

Aceh – 14 kloter

Medan – 17 kloter

Padang – 14 kloter

Jakarta – 33 kloter

Solo – 80 kloter

Yogyakarta – 26 kloter

Banjarmasin – 19 kloter

Balikpapan – 16 kloter

Makassar – 43 kloter

Lombok – 15 kloter

 

2. Saudia Arabian Airlines — 248 Kloter (±101.860 jemaah) Melayani Embarkasi:

Batam – 25 kloter

Palembang – 16 kloter

Jakarta – 23 kloter

Jakarta–Jabar (JKS) – 28 kloter

Kertajati – 40 kloter

Surabaya – 116 kloter

 

Distribusi ini menjadi dasar penyusunan jadwal keberangkatan dan sinkronisasi layanan jemaah di tingkat embarkasi.

Sementara itu,  sejalan dengan persiapan teknis keberangkatan, Kemenhaj dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meluncurkan Program Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah di Tangerang. Program ini ditujukan meningkatkan standar kompetensi para pembimbing yang akan mendampingi jutaan jemaah setiap musimnya.

Baca Juga  Dahnil Anzar: Money Politic Menjalar Akut Jadi Tantangan Kader Muda Muhammadiyah

Sebanyak 100 peserta mengikuti program perdana ini, dengan 60 persen di antaranya perempuan. Komposisi ini dianggap sangat penting, mengingat mayoritas jemaah haji Indonesia adalah perempuan namun jumlah pembimbing perempuan masih terbatas.

Wakil Menteri Haji dan Umrah RI Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa penguatan pembimbing adalah bagian tak terpisahkan dari transformasi layanan haji nasional.

“Presiden berpesan bahwa transformasi haji harus menjaga persatuan. Kita ingin melanjutkan keunggulan yang sudah ada sekaligus menghadirkan keunggulan baru bagi jemaah,” ujar Dahnil, Kamis (20/11).

Ia menyebut kebutuhan pembimbing perempuan sebagai prioritas khusus agar layanan dapat menjangkau kebutuhan jemaah secara lebih komprehensif.

Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar menyambut kerja sama ini. Menurutnya, sertifikasi menjadi instrumen penting untuk memastikan pembimbing memahami kebutuhan jemaah dan mampu mendampingi secara profesional.

Kemenhaj juga mendorong UIN Jakarta membentuk Pusat Kajian Haji, sebagai ruang riset, penyusunan rekomendasi kebijakan, hingga penguatan literasi publik terkait penyelenggaraan haji dan umrah.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *