Kerap Luput, UMY Rescue Beri Perhatian Serius Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Penyintas Bencana Aceh

Kerap Luput, UMY Rescue Beri Perhatian Serius Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Penyintas Bencana Aceh

MAKLUMAT — Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui program UMY Rescue 2025 memberikan perhatian serius terhadap penanganan kesehatan gigi di lokasi bencana Aceh, khususnya di Desa Sidorejo dan Sidodadi, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa.

Hal itu dirasa penting, sebab di tengah situasi duka akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor, persoalan kesehatan gigi dan mulut para penyintas kerap terabaikan. Padahal, nyeri gigi, infeksi mulut, hingga trauma gigi dapat menjadi sumber penderitaan tambahan yang mengganggu kemampuan makan dan menurunkan daya tahan tubuh pengungsi.

Anggota Pelaksana II UMY Rescue 2025 sekaligus dokter gigi yang terjun langsung, Dr drg Laelia Dwi Anggraini SpKGA, mengungkapkan bahwa akses air bersih yang terbatas membuat kebersihan mulut bukan lagi menjadi prioritas bagi pengungsi.

“Kehilangan sikat gigi, pasta gigi, serta keterbatasan air bersih membuat kebersihan mulut bukan lagi prioritas. Anak-anak dan balita menjadi kelompok paling rentan karena plak menumpuk dan gusi mulai meradang,” ujar drg Lia, panggilan akrabnya, dilansir laman resmi UMY pada Sabtu (20/12/2025).

Risiko Karies Akut di Pengungsian

Selain faktor kebersihan, tim medis menemukan peningkatan risiko karies akut akibat pola makan di pengungsian yang didominasi karbohidrat sederhana, seperti mi instan dan biskuit manis. Hal ini memicu nyeri gigi mendadak hingga abses pada pengungsi dewasa.

“Keluhan gusi berdarah, pembengkakan, hingga bau mulut berat cukup banyak ditemukan dan berdampak pada rasa percaya diri para penyintas, terutama orang dewasa,” ungkap drg Lia.

Baca Juga  LPCR-PM PP Muhammadiyah Silaturahmi ke Sampang, Turut Serahkan SK Dua PCM Baru

Tidak hanya penyakit infeksi, sejumlah pengungsi juga mengalami trauma fisik pada gigi akibat benturan saat proses evakuasi. Kasus gigi patah dan luka jaringan lunak yang dianggap ringan seringkali berisiko menjadi infeksi serius jika dibiarkan tanpa penanganan medis yang tepat.

Layanan Portabel dan Edukasi

Menjawab tantangan tersebut, UMY Rescue 2025 menghadirkan inovasi berupa layanan kesehatan gigi portabel. Tim dibekali dengan bahan tambal sementara, gel pereda nyeri, hingga anestesi topikal yang memungkinkan tindakan darurat dilakukan langsung di lokasi pengungsian.

Selain tindakan kuratif, tim juga membagikan paket kebersihan gigi dan melakukan edukasi melalui demonstrasi sikat gigi massal serta skrining kesehatan gigi anak. Pemeriksaan dilakukan dengan alat sederhana namun efektif, seperti headlamp LED dan instrumen diagnostik portabel, sehingga layanan tetap optimal meski di tenda darurat.

Langkah tersebut juga disinergikan dengan Puskesmas setempat, yang dijadikan posko rujukan untuk kasus-kasus trauma berat yang membutuhkan tindak lanjut lebih dalam.

Melalui aksi ini, UMY Rescue 2025 menegaskan bahwa pemulihan pascabencana tidak hanya soal menyelamatkan nyawa, tetapi juga menjaga martabat dan kualitas hidup para penyintas melalui layanan kesehatan yang menyeluruh, manusiawi, dan berkelanjutan.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *