22.7 C
Malang
Jumat, Desember 27, 2024
TopikKetika Haedar Bergoyang ke Kiri dan ke Kanan

Ketika Haedar Bergoyang ke Kiri dan ke Kanan

Goyang
Prof Haedar Nashir dan Prof Abdul Mu’ti bergabung dengan paduan suara menyanyikan lagu Gemu Fa Mi Re. Foto:Maklumat

MAKLUMAT — Panggung penutupan Sidang Tanwir I Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Jumat (6/12), mendadak berubah jadi lautan kegembiraan.

Lagu Gemu Fa Mi Re menggema dari paduan suara kampus, membawa suasana khas Maumere ke dalam aula. Goyangan ke kiri dan ke kanan yang ikonik itu serentak menggugah hampir semua peserta untuk berdiri, mengangkat tangan, dan ikut bergoyang.

Namun, ada yang mencuri perhatian di tengah euforia itu. Di barisan depan, dua tokoh Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dan Prof Abdul Mu’ti, tiba-tiba ikut larut dalam suasana. Prof Mu’ti, dengan gayanya yang energik, langsung naik ke panggung.

Ia mengikuti irama lagu dengan gerakan luwes, memutar ke kiri dan ke kanan seperti tak mau kalah dengan peserta lainnya. Penonton bersorak riuh melihat aksi spontan sang Sekretaris Umum.

Sementara itu, Prof Haedar Nashir, yang dikenal sebagai figur serius dan bersahaja, juga memberikan kejutan dengan gaya khasnya. Meski tetap berdiri di atas  panggung, senyumnya lepas. Kedua tangannya sesekali bergerak mengikuti alunan lagu, menciptakan suasana penuh kehangatan. “Ini momen langka!” celetuk seorang peserta di barisan belakang.

Lagu yang awalnya hanya untuk menghidupkan suasana penutupan itu, seolah menjelma menjadi simbol kebersamaan. Dari mahasiswa hingga pimpinan Muhammadiyah, semua menyatu dalam irama. Bahkan, sebagian peserta yang semula hanya duduk akhirnya tak tahan untuk ikut bergoyang. “Luar biasa, lagu ini benar-benar punya daya magis,” ujar salah satu panitia dengan nada kagum.

Ketika lagu mendekati akhir, paduan suara memutuskan untuk mengulang refrain-nya sekali lagi. Suasana semakin meriah. Para peserta bersorak, meminta lagu diputar kembali. Panitia pun tak kalah semangat, mereka menyebut momen ini sebagai penutup yang menggembirakan.

Di sela tawa dan kegembiraan, Abdul Mu’ti terlihat sumringah usai acara. “Saya senang mengikuti gerakan lagu ini. Di Kemendikbud, kami setiap Jumat pagi senam diiringi lagu ini. Jadi tinggal mengikuti saja,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah itu sembari berjalan menuju mobil dinasnya.

Sementara itu, Prof. Haedar Nashir masih terlihat ceria ketika memasuki mobilnya. “Usai bergoyang ke kiri dan ke kanan, penutupan Tanwir ini adalah ekspresi kebudayaan yang hangat. Ini benar-benar historis dan histeris,” tuturnya sambil melambaikan tangan pamit meninggalkan lokasi Tanwir Muhammadiyah.

Di tengah tawa dan sorakan, momen ini menjadi pengingat bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan. Dalam goyang ke kiri dan ke kanan, Muhammadiyah menunjukkan wajahnya yang hangat, inklusif, dan penuh rasa syukur.

Sebuah pesan sederhana namun bermakna: kadang, untuk menyatukan hati, tak perlu lebih dari sebuah lagu dan senyuman.

 

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer