KETUA Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Blitar, Lukiarto menegaskan, berjihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh dan mengerahkan segala daya upaya. Tidak ada tawar-menawar dalam berjihad.
Menurut Luki, sapaannya, Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam, maka umat Islam pula lah yang akan menanggung segala dampak dan akibat atas segala sesuatu yang terjadi.
“Indonesia ini kan mayoritas Muslim, pemeluk Islam tersebesar di dunia, kalau ada sesuatu yang kurang tepat, sesuatu hal yang buruk terjadi, maka yang akan menanggung akibatnya itu sebagian besar ya tentu umat Islam,” ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam Sosialisasi Satu Dapil Satu Caleg KaderMu di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Kota Blitar, Selasa (5/12/2023).
Jadi umat Islam, lanjut Luki, terlebih warga Muhammadiyah, tidak boleh anti terhadap politik, umat Islam harus sadar pentingnya politik. “Jangan lagi anti politik, jangan lagi tidak peduli terhadap politik, sebab segala hal itu adalah hasil keputusan politik, maka tidak ada tawar-menawar dalam berjihad politik, wajib,” sambungnya.
Luki mengajak warga Muhammadiyah, terkhusus dari dapil (daerah pemilihan) Kabupaten dan Kota Blitar, serta Kabupaten Tulungagung untuk bersatu dan mendorong kader Persyarikatan untuk duduk di parlemen melalui Pemilu 2024 mendatang.
“(Warga Muhammadiyah) harus sadar pentingnya politik dan harus mampu bersatu untuk kepentingan Persyarikatan,” ajaknya.
Lebih lanjut, Luki menjelaskan, dengan adanya kader yang duduk di parlemen, maka Muhammadiyah akan memiliki representasi atau perwakilan yang bisa menyuarakan aspirasi-aspirasi, pandangan, dan visi Persyarikatan untuk negara serta kemaslahatan rakyat.
“Mereka akan menjadi petugas Muhammadiyah, perwakilan Muhammadiyah untuk bersuara, untuk menyampaikan aspirasi Muhammadiyah di parlemen,” tandasnya. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto