MAKLUMAT – Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Bangkalan Dwi Jaka menyoroti Pilkada Bangkalan 2024 sebagai momentum untuk mewujudkan visi besar dan ambisi pembangunan.
Ia menegaskan, pemilihan calon kepala daerah kali ini harus menjadi tonggak perubahan demi masa depan Bangkalan yang lebih baik.
“Menjadikan daerah yang mandiri, berdaya saing, dan sejahtera. Itu kan menjadi visi Kabupaten Bangkalan 2025-2045,” ujar Jaka kepada Maklumat.ID, Rabu (11/9/2024).
Jaka menilai visi tersebut bukan sekadar slogan atau kata-kata indah semata. Visi harus menjadi tujuan nyata yang menuntut fondasi politik yang kokoh dan bermoral.
“Ini menjadi peringatan penting bagi kandidat Pilkada Bangkalan 2024, karena momen krusial dalam mewujudkan visi adalah pemilihan pemimpin yang siap mengemban tanggung jawab besar,” ujarnya.
Menurut Jaka, gelaran Pilkada bukan hanya tentang memilih sosok pemimpin untuk lima tahun ke depan, tetapi juga tentang bagaimana membentuk dan mewujudkan arah pembangunan jangka panjang untuk Kabupaten Bangkalan.
Pilkada yang berjalan dengan moralitas tinggi, menurut Jaka, adalah syarat utama supaya pemimpin yang terpilih mampu menjadi tonggak estafet perjuangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, mulai dari ranah pusat kota hingga desa-desa di pingiran yang tertinggal.
“Di sini lah pentingnya kita melihat nilai-nilai moral dalam politik, yang dapat diambil dari perspektif fiqh siyasah serta pandangan sosiologis Max Weber tentang tindakan sosial,” kata Jaka.
Kemaslahatan sebagai Tujuan Politik
Dalam tradisi islam, fiqh siyasah menawarkan kaidah-kaidah yang menekankan pentingnya moralitas dalam politik. Kaidah yang relevan dalam konteks Pilkada adalah “بالمصلحة منوط الرعية على التصرف”, yang berarti kebijakan seorang pemimpin harus berorientasi pada kemaslahatan rakyatnya.
Oleh karena itu, Jaka menegaskan bahwa para calon kepala daerah harus mendasarkan setiap tindakan politik mereka, baik saat kampanye maupun ketika terpilih dan memimpin, pada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat luas, bukan demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Menurut Jaka, Pilkada yang bermoral memiliki prinsip yang menuntut para calon untuk meninggalkan cara-cara politik yang menghalalkan segala cara. Seperti, kampanye hitam atau serangan pribadi terhadap lawan politik.
“Sisi-sisi hitam dalam pemilu terlihat efektif untuk meraih suara dalam jangka pendek, namun dapat merusak tatanan sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi,” kelakarnya.
Menurut Jaka, kampanye yang sehat dan berfokus pada program-program pembangunan yang jelas dapat menunjukkan komitmen calon terhadap kemaslahatan umum, sekaligus membangun kualitas demokrasi menjadi lebih baik.
Jaka menegaskan bahwa para calon kepala daerah harus menghindari politik uang, penyebaran hoaks, dan manipulasi suara karena tindakan tersebut merusak kepercayaan masyarakat dan integritas demokrasi.
“Dalam proses ini, penting untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih bukan hanya memiliki kapasitas intelektual, tetapi juga integritas moral yang tinggi,” sambung Jaka.
Lebih lanjut, Jaka berpendapat bahwa masyarakat Bangkalan memiliki tanggung jawab besar dalam memilih pemimpin, tidak hanya kompeten tetapi harus memiliki visi yang selaras dengan rencana pembangunan jangka panjang. Selain itu, penting untuk memilih calon yang memiliki pemahaman mendalam tentang tantangan lokal serta strategi untuk mengatasi masalah-masalah dengan efektif.
“Kandidat yang terpilih harus memiliki integritas tinggi, transparansi, dan komitmen nyata untuk mewujudkan perubahan positif,” tandasnya.
Perhatikan Janji Kampanye
Pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik dan visi yang jelas, menurut Jaka, akan dapat memastikan bahwa pembangunan daerah akan terarah dan berkelanjutan. Dia berpesan, agar para pemilih jangan hanya memperhatikan janji kampanye, tetapi juga melihat bukti nyata dari komitmen calon dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Jaka menutup pernyataannya dengan menyatakan, “Siapa pun yang terpilih, kemenangan tetap milik rakyat. Setiap paslon harus siap menang dan siap kalah. Semoga Pilkada Bangkalan berlangsung lancar, damai, teduh, dan bermartabat.”
Dalam Pilkada serentak 2024, Kabupaten Bangkalan memiliki dua pasangan calon: Lukman Hakim dan Fauzan Jakfar, yang diusung oleh 12 partai politik dalam koalisi ‘Bangkalan Berbagi’, serta Mathur Husairi dan Jayus Salam, yang didukung oleh PPP, PBB, dan Gelora.