30.7 C
Malang
Sabtu, Mei 18, 2024
KilasKetua PWM Jatim Singgung Hasil Pilpres 2024, Terima dengan Penuh Keikhlasan

Ketua PWM Jatim Singgung Hasil Pilpres 2024, Terima dengan Penuh Keikhlasan

Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono

KETUA Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr dr Sukadiono mengajak segenap pimpinan dan warga Persyarikatan menjadi manusia yang mudah memaafkan. Terutama berkaitan dengan dinamika pasca pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024.

Pria karib disapa dokter Suko menyerukan hal itu dalam acara Halal Bihalal di Aula KH Mas Mansur, Gedung PWM Jatim, Jl Kertomenanggal IV/1, Kota Surabaya pada Sabtu (4/5/2024). Kegiatan dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jatim dan organisasi otonom (ortom) tingkat wilayah.

Dokter Suko menerangkan, momen syawalan ini dimaksudkan sebagai ajang silaturrahmi antar pimpinan. Selain itu, sebagai ajang konsolidasi organisasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

“Saya melihat ada beberapa pihak, ada beberapa bapak-bapak PDM juga yang kurang puas, tetapi alhamdulillah tidak sampai terjadi konflik horizontal,” ujarnya saat memberikan Sambutan.

Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu kemudian memaparkan teori psikologi. Di mana berdasarkan teori setidaknya terdapat tiga kategori manusia dalam menyikapi interaksinya dengan manusia lainnya.

Teori psikologi pertama, kata dia, adalah enduring reasoning. Yakni seseorang yang memang susah, sulit untuk memaafkan. “Biasanya kalau begini itu disuruh move on rodok angel (agak susah). Tapi ini kan susah, karena susah untuk memaafkan,” jelasnya.

Kemudian teori kedua, jelas dokter Suko, adalah sensitivity to the circumstances. Yakni, orang yang memaafkan orang lain, tetapi karena keterpaksaan. Biasanya disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang mengikat, sehingga pada akhirnya mau tidak mau dia harus mengikutinya.

“Lha ini mungkin di kalangan kita ini banyak, memaafkan tetapi karena kepekso (terpaksa). Kepekso onok (terpaksa karena ada) instruksi PP, kepekso (terpaksa). Akhire (akhirnya) terpaksa untuk memaafkan, terpaksa untuk menerima putusan Mahkamah Konstitusi tersebut,” kelakarnya disambut tawa para hadirin.

Terakhir, teori psikologi ketiga menurut Dokter Suko adalah yang terbaik, yakni disebut dengan sincerely for give out people’s mistakes. Teori tersebut menyebutkan seseorang bisa menerima dan memaafkan kesalahan orang lain dengan penuh keikhlasan, tanpa adanya tekanan dan keterpaksaan.

“Jika pimpinan dan warga Muhammadiyah menjadi manusia yang berada di kategori ketiga, maka kekuatan silaturrahmi antar personal maupun kekuatan organisasi akan sangat solid, yang berimbas pada berjalannya organisasi dengan baik,” tegasnya.

Dokter Suko pun berkeyakinan kalau warga Muhammadiyah memiliki kategori ketiga itu, yakni mudah memaafkan kesalahan orang lain dengan penuh keikhlasan.

“Insya Allah jalinan silaturrahmi kita akan sangat kuat, konsolidasi organisasi juga akan berjalan kuat, dan insyaAllah kita akan bisa mengemban amanat sebagai pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah di semua level ini akan berjalan,” terangnya.

Dokter Suko pun mengajak, pimpinan maupun warga Persyarikatan untuk segera beranjak dan mengakhiri perdebatan-perdebatan yang kontraproduktif, terutama pasca putusan MK soal sengketa Pilpres 2024.

“Kami meminta agar masyarakat bisa menjadi manusia yang menerima dan membuka luas pintu maaf dengan penuh keikhlasan,” tandasnya.

Reporter: Ubay NA

Editor: Aan Hariyanto 

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer