Khotbah Bachtiar Guncang Taiwan: Pulanglah, Bangun Negerimu!

Khotbah Bachtiar Guncang Taiwan: Pulanglah, Bangun Negerimu!

MAKLUMAT — Suasana khidmat menyelimuti mimbar Jumat di Kampus Asia University, Taichung, Taiwan, Jumat (31/10) lalu. Di hadapan puluhan mahasiswa muslim dari berbagai negara, Bachtiar Dwi Kurniawan, Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berdiri tegak.

Ia tidak hanya memimpin ibadah, tetapi juga membakar semangat para perantau ilmu. Bachtiar mengawali khotbahnya dengan mengingatkan satu kewajiban utama seorang muslim: menuntut ilmu. Ia mengutip anjuran populer untuk mencari ilmu dari buaian hingga liang lahat, bahkan sampai ke negeri China. “Menuntut ilmu adalah kewajiban,” tegas Bachtiar.

Namun, ia sadar betul jalan yang dihadapi para mahasiswa di negeri orang tidaklah mulus. Bachtiar lantas membedah dua tantangan berat yang menghadang para diaspora.

Pertama, tantangan hidup jauh dari keluarga. Kondisi ini memaksa mahasiswa harus mandiri total di negeri orang. “Kawan-kawan diaspora harus senantiasa belajar untuk mandiri, karena tidak ada yang membantu. Semua harus ditangani sendiri sebelum mempunyai ‘circle’ pasti. Belum lagi harus memendam rindu berjumpa dengan keluarga dan kerabat,” kata Bachtiar, melukiskan perjuangan batin mereka.

Tantangan kedua, lanjutnya, adalah godaan sosial dan akademik. Adaptasi dengan lingkungan dan budaya yang sama sekali berbeda sering memicu gegar budaya atau culture shock. Ditambah lagi, tekanan akademik dunia kampus internasional tentu tidak ringan.

Godaan Sosial

Menghadapi gempuran itu, Bachtiar menitipkan pesan kuat. “Godaan sosial dan akademik sering menggoda. Tetapi kalian harus tetap teguh sebagai duta bangsa, mewakili organisasi dan komunitas Muhammadiyah di Taiwan,” serunya penuh semangat.

Baca Juga  Kajian di UMM: Menemukan Beragam Inspirasi Sains di Alquran

Ia mengingatkan agar segala tekanan itu tidak boleh menggoyahkan integritas dan identitas kebangsaan. “Tekanan akademik dan lingkungan pergaulan di sini, tidak boleh menggoyahkan keimanan dan kebangsaan kita. Keimanan dan kebangsaan kita harus senantiasa kokoh, walaupun banyak rintangan,” jelasnya.

Di tengah keragaman budaya dan agama di Taiwan, Bachtiar menyoroti peran spirit persaudaraan Muslim. Baginya, ukhuwah inilah yang menjadi perekat kesatuan umat. “Kita satu dalam iman, satu dalam perjuangan, dan satu dalam membangun perdamaian,” tegas Bachtiar.

Pesan ini menggemakan spirit Islam berkemajuan yang mampu menjembatani perbedaan demi harmoni global.

Bachtiar juga mengingatkan peran mahasiswa sebagai agen duta bangsa. Ia meminta mereka menjaga nama baik Indonesia di negeri orang. Namun, misi utamanya adalah kembali ke tanah air.

“Setelah menimba ilmu di sini, pulanglah! Sampaikan ilmu serta pengetahuan kalian selama di sini untuk kemajuan tanah air,” katanya.

Ia menyebut para mahasiswa diaspora ini sebagai harapan bangsa. Pengalaman di luar negeri harus menjadi modal berharga untuk transformasi nasional.

Khotbah ini menyentak kesadaran puluhan mahasiswa Indonesia dan Muslim lokal yang hadir. Kegiatan ini menjadi bagian dari lawatan Bachtiar ke Taiwan untuk memperkuat diaspora Muhammadiyah. Ia melihat Taiwan sebagai ladang dakwah baru.

“Mari kita wujudkan Islam yang rahmatan lil alamin,” pungkasnya.

Doa bersama menutup pertemuan itu, sekaligus memperkuat ikatan komunitas Muslim di Asia University. Lawatan ini menandai tonggak penting dalam internasionalisasi dakwah Muhammadiyah di Asia.***

Baca Juga  Surya Mart Sulda 2 Proliman Resmi Dibuka, Perkuat Unit Usaha Muhammadiyah
*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *