MAKLUMAT – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal ketiga 2025, yang tak lepas dari penguatan operasional di seluruh rantai bisnis nikel terintegrasi.
Perseroan membukukan pendapatan sebesar USD935 juta sepanjang kuartal III 2025, dengan EBITDA atau laba kotor, meningkat 22 persen menjadi USD140 juta. Catatan ini mencerminkan ketahanan margin di tengah dinamika operasional dan tekanan biaya.
Dalam laporan kinerja sembilan bulan 2025, MBMA menegaskan fokus strategis pada penciptaan nilai dan penguatan fondasi bisnis, alih-alih sekadar mengejar volume produksi.
Hal ini terlihat dari keberhasilan Perseroan menjaga margin bijih nikel dan produk hilir, meski dihadapkan pada pemeliharaan terjadwal fasilitas smelter serta penyesuaian strategi produksi.
Produksi Tetap Solid Dukung Operasional
Sepanjang periode Januari–September 2025, tambang nikel SCM mencatat produksi bijih sebesar 14,5 juta ton, tumbuh 68 persen secara tahunan. Peningkatan tersebut tak lepas dari lonjakan produksi limonit 48 persen dan saprolit 135 persen secra tahunan atau year on year (y-o-y).
Di sisi biaya, kinerja MBMA tetap terjaga meskipun terdapat dampak penerapan mandatori bahan bakar B40 dan kenaikan tarif royalti. Disiplin operasional dan efisiensi biaya memungkinkan Perseroan mencatat biaya kas sesuai panduan, yakni di bawah USD25 per wmt untuk saprolit dan USD13 per wmt untuk limonit.
Sementara itu, fasilitas smelter rotary kiln-electric furnace (RKEF) MBMA menghasilkan 52.863 ton nickel pig iron (NPI) selama kuartal ketiga. Nilai ini turun 17 persen secara tahunan, akibat pemeliharaan terjadwal.
Margin dan Efisiensi Energi Terjaga Baik
Kendati demikian, margin NPI tetap kuat di level USD1.866 per ton nikel, yang tak lepas dari meningkatnya penggunaan bijih internal serta integrasi sumber energi yang lebih efisien.
Saat ini, sekitar 80 persen pasokan bijih untuk fasilitas RKEF berasal dari tambang SCM, meningkat signifikan 48 persen y-o-y. Perseroan juga kembali memulai produksi high-grade nickel matte (HGNM) pada Oktober 2025, setelah memperoleh kontrak dengan struktur ekonomi yang lebih kompetitif.
Presiden Direktur MBMA Teddy Oetomo menyampaikan bahwa capaian kuartal ketiga mencerminkan konsistensi strategi anak usaha Merdeka Copper Gold ini dalam menjaga kualitas kinerja.
“Penguatan margin dan pengendalian biaya menjadi bukti manfaat dari model bisnis terintegrasi yang dijalankan MBMA,” ungkapnya melalui surat resminya.
Selain itu, MBMA terus melanjutkan investasi pada proyek-proyek strategis hilirisasi, termasuk pengembangan fasilitas high pressure acid leach (HPAL) yang terintegrasi.
Sejumlah proyek utama ditargetkan mulai beroperasi secara bertahap pada kuartal IV 2025 hingga pertengahan 2026, sejalan dengan agenda penguatan rantai pasok bahan baku baterai.