Langkah UMM Perkuat Jalinan Internasional dengan UKM Malaysia

Langkah UMM Perkuat Jalinan Internasional dengan UKM Malaysia

MAKLUMAT – Kerja sama internasional bukan soal bertukar mahasiswa atau dosen. Lebih tepatnya pertukaran ini untuk memperkuat sekalius memperluas cakrawala berpikir lintas negara.

Itulah yang disampaikan Hutri Agustino selaku Kepala Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ucapan itu menggambarkan arah baru yang sedang ditempuh kampus berjuluk Kampus Putih tersebut.

Setelah meraih akreditasi internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) pada 2025 dan predikat Unggul dari BAN-PT sejak 2023, UMM terus memperkuat posisinya di ranah global.

Salah satu langkahnya adalah memperpanjang kerja sama internasional dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) untuk periode 2025–2030.

Kolaborasi yang Tumbuh Sejak 2018

Kerja sama antara Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP UMM dan Program Kerja Sosial Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan (FSSK UKM) bukanlah hal baru. Hubungan akademik ini telah terjalin sejak 2018, berawal dari kesepakatan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang menekankan kolaborasi riset, pengajaran, dan kegiatan praktikum mahasiswa.

Selama lima tahun terakhir, hasilnya terasa nyata. Dari penelitian bersama yang menghasilkan publikasi di jurnal bereputasi, hingga teaching collaboration di berbagai mata kuliah. UMM dan UKM juga rutin mengadakan guest lecture tematik, menulis buku bersama, dan menggelar konferensi internasional.

“Dalam lima tahun pertama (2020–2025), kami sama-sama melihat manfaat besar. Karena itu, kami sepakat melanjutkan kerja sama untuk lima tahun berikutnya,” ujar Hutri.

Baca Juga  Kisah Empat Mahasiswa UMM Wisuda di Taiwan

Pertukaran Mahasiswa dan Pengalaman Lintas Negara

Salah satu bentuk konkret kolaborasi dua kampus ini adalah pertukaran mahasiswa untuk kegiatan praktikum. Dalam dua tahun terakhir, UMM mengirimkan sepuluh mahasiswa ke Hospital Canselor Tuanku Muhriz (HCTM) UKM dan lembaga nonpemerintah Adab Youth Garage (AYG).

Di sana, para mahasiswa terlibat langsung dalam praktik pelayanan sosial untuk anak dan remaja.

Sebaliknya, UKM mengirimkan tujuh belas pelajar untuk melaksanakan Latihan Industri di berbagai lembaga sosial di Malang. Sebut saja di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN), UPT Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW), dan Muhammadiyah Children Center (MCC).

Pengalaman lintas batas negara ini, kata Hutri, memperkaya wawasan mahasiswa dalam memahami konteks kesejahteraan sosial di Asia Tenggara.

Dari Pertukaran Menuju Mobilitas Penuh

Perpanjangan kerja sama yang ditandatangani pada 3 November 2025 di Rayz Hotel UMM juga menandai langkah baru: dari student exchange menuju student mobility program. Jika sebelumnya mahasiswa hanya mengikuti kegiatan singkat, kini mereka bisa belajar selama satu semester penuh di universitas mitra.

Tak hanya mahasiswa, dosen juga akan ikut bergerak lintas kampus. Program visiting professor memungkinkan dosen dari UKM mengajar di UMM secara langsung selama dua minggu, begitu pula sebaliknya.

“Kami ingin kegiatan akademik lebih intens, bukan hanya lewat daring, tetapi dengan kehadiran fisik di kelas,” jelas Hutri.

Baca Juga  Gebrakan 174 Ribu Siswa Jatim di SMA Award 2025: Pecahkan Dua Rekor MURI, Khofifah Bangga Bibit Pemimpin Emas Mulai Terlihat

Melangkah ke Arah Global

Kerja sama ini bukan semata simbol internasionalisasi, melainkan strategi UMM untuk memperkuat relevansi pendidikan sosial dalam konteks global. Tantangan kesejahteraan sosial di era modern semakin kompleks—mulai dari urbanisasi, ketimpangan ekonomi, hingga isu kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara.

Bagi UMM, kolaborasi dengan UKM memberi kesempatan untuk berbagi pengalaman, membangun jejaring riset lintas negara, dan mencetak lulusan yang peka terhadap isu global.

“Harapannya, kegiatan ini memberi kontribusi nyata bagi pengembangan keilmuan dan praktik pekerjaan sosial di dua negara,” kata Hutri menutup percakapan.

Di tengah derasnya arus globalisasi pendidikan, langkah UMM memperkuat jejaring internasional dengan UKM menjadi bukti bahwa kerja sama lintas batas bukan sekadar simbol prestise. Ia adalah bagian dari komitmen untuk melahirkan akademisi dan pekerja sosial yang berpikir global, namun tetap berpijak pada nilai kemanusiaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *