
MAKLUMAT – Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, Dr phil Ridho Al-Hamdi MA, menyebut pentingnya untuk benar-benar menyiapkan para kader Persyarikatan untuk berdiaspora di lini-lini pemerintahan.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi salah satu narasumber Diskusi Panel dalam forum Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Ahad (16/2/2025).
Menurut Ridho, program satu dapil satu caleg kaderMu dan satu daerah satu cakadaMu yang digalakkan LHKP pada Pileg 2024 dan Pilkada Serentak 2024 lalu memang belum terlalu berhasil. Namun, ia mengatakan, justru dari situlah mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman.
Di satu sisi bahwa Muhammadiyah memiliki Khittah Ujungpandang yang melarang keterlibatan dalam politik praktis, namun di sisi lain Muhammadiyah berdasarkan Muktamar Solo juga harus menyiapkan kader untuk berdiaspora di lembaga-lembaga negara, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
“Ini baru pertama kalinya kita, LHKP membuat suatu gerakan satu dapil satu caleg kaderMu dan satu daerah satu cakadaMu, mungkin bisa dikatakan gagal. Tapi jangan lupa, bahwa gerakan atau program itu kita baru gagas pada tahun 2023,” kata Ridho.
“Tapi minimal melalui itu kita bisa membuka kesadaran, terutama kepada para pimpinan juga, terkait politik praktis,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ridho menegaskan bahwa Muhammadiyah sebagai ormas memang sudah semestinya tidak terlibat secara partisan dalam politik praktis. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa politik praktis juga adalah lahan dakwah bagi para kader Persyarikatan.
“Betul bahwa Muhammadiyah sebagai ormas memang tidak boleh berpolitik praktis, tapi politik praktis tentu tidak bisa dilepaskan juga dengan Muhammadiyah, bahwa politik praktis juga menjadi lahan dakwah bagi Muhammadiyah,” tandas Wakil Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.
Sebab itu, ia berharap ke depan LHKP mampu benar-benar memformulasikan strategi untuk menyiapkan kader-kader potensialnya sehingga bisa melenggang di pemerintahan. Tak hanya itu, bahwa mereka yang sudah di dalam pemerintahan agar tetap membawa nilai-nilai dan visi ke-Muhammadiyah-annya.