MAKLUMAT – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyoroti tantangan besar dalam membangun negara yang aman bagi rakyatnya. Masih banyak kasus yang tidak sedikit, dari judi online (judol) hingga narkoba.
Ia menyampaikan hal itu saat penutupan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-33. Agenda ini dilaksanakan di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (31/10/2025).
Ini adalah kali ketiga ia hadir di UMM. Menurutnya, kampus seperti UMM memiliki peran strategis dalam mencerdaskan bangsa serta membentuk masyarakat unggul.
Oleh karenannya, ia mengajak semua pihak untuk terus bersama menjaga Indonesia. Ada banyak sekali tantangan untuk mewujudkan hal itu.
Menurutnya, pengembangan teknologi bukan perkara mudah karena banyak persoalan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah bagaimana kemajuan digital sering membawa dampak ganda bagi masyarakat.
“Presiden pernah menyampaikan. Teknologi bisa membawa kemajuan pesat bagi kemanusiaan. Tapi juga bisa merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Listyo mengutip hasil riset yang menunjukkan bahwa misinformasi menjadi penyebab utama berbagai masalah di sejumlah negara. Di saat bersamaan, munculnya kecerdasan buatan yang menambah kerumitan situasi tersebut.
Ia kemudian menyinggung fenomena judol yang banyak menjebak masyarakat berpenghasilan rendah. Data yang ia bawa menunjukkan, sebanyak 69,95 persen pemain judol berasal dari kelompok berpenghasilan Rp0–1 juta per bulan.
“Ini saya sampaikan berkali-kali. Awalnya memang iseng-iseng, tapi kalau sudah kecanduan, meninggalkannya susah,” katanya.
Kapolri menegaskan bahwa upaya penegakan hukum terhadap judi daring terus dilakukan. Namun, ia menilai langkah pencegahan di tingkat masyarakat tak kalah penting.
“Kami terus berupaya melakukan upaya penegakan hukum. Tapi di hulu juga penting untuk menyadarkan, mengingatkan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahaya narkoba. Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah memusnahkan barang bukti narkotika dalam jumlah besar. Jumlah itu, katanya, bahkan cukup untuk digunakan oleh lebih dari dua kali lipat populasi Indonesia.
“Kita butuh persatuan, kita butuh kesatuan untuk bersama-sama menjaga Indonesia,” katanya.
 
				 
         
                                         
                                         
                                         
                                         
                                        