Luar Biasa! UM Gresik Gandeng Dubes RI Kuala Lumpur, Selamatkan Pendidikan Anak Migran di Malaysia

Luar Biasa! UM Gresik Gandeng Dubes RI Kuala Lumpur, Selamatkan Pendidikan Anak Migran di Malaysia

MAKLUMATUniversitas Muhammadiyah Gresik (UM Gresik) kembali mencetak langkah strategis di level internasional. UM Gresik resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur. Agenda ini fokus menyelamatkan masa depan pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia yang hidup di Malaysia.

Keterbatasan fasilitas sekolah formal di negeri jiran membuat ribuan anak migran kesulitan mengakses pendidikan. Melihat kondisi itu, UM Gresik turun tangan lewat misi pengabdian internasional.

Duta Besar RI di Kuala Lumpur, Dato’ Indera Hermono menegaskan kolaborasi ini menjadi langkah nyata universitas dalam menjawab problem bangsa.

“Anak-anak pekerja migran adalah bagian tak terpisahkan dari masa depan Indonesia. Mereka harus memperoleh kesempatan belajar yang sama, meskipun jauh dari tanah air. UM Gresik mengambil peran nyata untuk menutup celah keterbatasan itu,” jelas Hermono dalam siaran pers, Selasa (16/9)

Ia mengatakan dalam acara tersebut juga dilakukan diskusi bersama Deputy Chief of Mission (DCM), Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kuala Lumpur. Pembahasan mencakup strategi implementasi di lapangan: kurikulum nonformal, dukungan tenaga pengajar, hingga pemanfaatan teknologi pembelajaran daring.

UM Gresik menurunkan delegasi resmi dipimpin oleh Wakil Rektor II, Dr Tumirin, SE, MSi, dan Kepala Biro International Relations Office (IRO), Paulina S.Pd, MPd.

Tumirin menegaskan bahwa penandatanganan ini lebih dari sekadar seremoni.  “Kami datang membawa semangat Unggul, Mandiri, Islami ke ranah internasional. UM Gresik ingin menjadi bagian dari solusi atas persoalan pendidikan anak migran. Perguruan tinggi tidak boleh berpangku tangan dalam isu kemanusiaan,” ujarnya.

Baca Juga  Donald J. Trump Berulah Lagi: Kapal Amerika Serikat Harus Gratis lewat Terusan Panama dan Suez

Sedangkan program yang akan dijalankan meliputi pendampingan belajar berbasis komunitas, pelatihan guru relawan, pengembangan kurikulum adaptif, serta pembelajaran jarak jauh berbasis digital. Harapannya, setiap anak migran Indonesia tetap bisa mengenyam pendidikan layak tanpa kehilangan identitas kebangsaan.

Dengan PKS ini, UM Gresik membuktikan diri sebagai kampus penggerak perubahan. Tidak hanya mencetak lulusan unggul di dalam negeri, tetapi juga hadir di garis depan isu kemanusiaan global.

*) Penulis: Rista Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *