MANTAN Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Endang Wihdatiningtyas optimistis menyebut Nasyiatul ‘Aisyiyah (Nasyiah) memiliki peran strategis dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Menurut dia, setidaknya terdapat empat peran penting yang harus dilakukan oleh Nasyiah. Pertama, memilih menjadi pemilih cerdas dengan memperhatikan visi misi Partai, mencatat rekam jejaknya, kapasitas dan kapabilitasnya, program-programnya dan membuat pakta integritas dengan caleg.
“Kedua, menjadi peserta pemilu dengan menjadi salah satu calon legislatif, calon DPD, atau calon kepala daerah,” ujar Endang dalam Konsolidasi Organisasi Nasyiatul Aisyiyah yang dilaksanakan di Yogyakarta, Sabtu (14/10/2023).
Ketiga, lanjut Endang, kader-kader Nasyiah bisa menjadi penyelenggara Pemilu di semua tingkatan. “Dan keempat, menjadi pemantau pemilu,” imbuhnya.
Endang menjelaskan, berdasarkan survei LSI dan FFH, terdapat kecenderungan tren yang mengkhawatirkan. Pada Pemilu 2019, sebanyak 48 persen masyarakat menganggap politik uang sebagai hal biasa.
Selanjutnya, dalam Pilkada 2020, sekitar 21,9 persen responden pernah ditawari uang atau barang untuk memilih calon tertentu dan 22,7 persen mengaku ditawari imbalan serupa pada pemilihan Bupati/Walikota. “Bahkan, dalam kurun waktu 2010-2016, masyarakat yang setuju dengan politik uang mengalami fluktuasi yang signifikan,” ungkapnya.
Endang mengklaim, banyaknya kasus pelanggaran Pemilu ditengarai sebab para penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, bahkan juga pengawas Pemilu juga saling terlibat sebagai aktor atas kecurangan-kecurangan yang terjadi.
Maka, Nasyiah sebagai gerakan perempuan muda terbesar di Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menegaskan posisinya sebagai komunitas yang menentang keras praktik politik uang (money politic).
Politik uang adalah langkah awal atau pintu gerbang menuju perilaku yang koruptif. Nasyiah diharapkan dapat memainkan peran secara aktif dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap hal tersebut.
“Maka dari itu masih diperlukan pengawasan dari masyarakat, seperti Nasyitaul ‘Aisyiyah sebagai bagian dari masyarakat netral. Karena pada dasarnya pengawasan Pemilu tidak menjangkau pelanggaran sampai pada titik-titik yang sulit dijangkau,” tandasnya.
Dengan Pemilu 2024 yang semakin dekat, Nasyiah menegaskan komitmen dan tekad untuk mengambil tindakan nyata dalam memerangi politik uang dan memastikan bahwa demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan lebih bersih dan transparan. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto