
MAKLUMAT — Peredaran uang palsu (upal) kembali meresahkan masyarakat. Baru-baru ini, kepolisian membongkar sindikat pembuat uang palsu di lingkungan kampus UIN Makassar, yang mengejutkan banyak pihak. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran, terutama di kalangan mahasiswa yang menjadi sasaran mudah.
Menanggapi situasi tersebut, Fatkur Huda, Dosen Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, memberikan panduan praktis untuk mengenali uang asli dan palsu dengan metode yang sederhana namun efektif: 3D — Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
“Pertama, perhatikan warna uang dengan seksama. Uang asli memiliki warna tajam dan tidak pudar. Gambar pahlawan dan motif tradisional pada uang asli terlihat jelas dengan detail yang presisi,” ujar Fatkur dikutip dari laman UM Surabaya, Selasa (24/12).
Metode kedua adalah dengan meraba permukaan uang. Menurut Fatkur, tekstur kertas uang asli terasa khas, tidak licin, dan kuat. “Pada bagian tertentu, seperti angka nominal, tulisan ‘Bank Indonesia,’ dan gambar pahlawan, terdapat cetakan timbul yang terasa kasar saat disentuh,” jelasnya.
Langkah terakhir adalah menerawang uang ke arah cahaya. Jika uang tersebut asli, watermark berupa gambar pahlawan dan angka nominal akan terlihat dengan jelas. Selain itu, benang pengaman yang melintang di beberapa bagian uang akan tampak, dan logo Bank Indonesia (BI) berupa gambar saling isi atau rectoverso terlihat menyatu sempurna.
Fitur Keamanan
Tidak hanya itu, Fatkur juga mengungkapkan bahwa uang asli dilengkapi dengan fitur keamanan canggih lainnya. Salah satunya adalah tinta Optical Variable Ink (OVI) yang dapat berubah warna jika dilihat dari sudut berbeda.
“Ada juga microtext atau tulisan mikro yang hanya dapat dilihat menggunakan kaca pembesar. Saat disorot dengan sinar ultraviolet (UV), elemen tertentu seperti nomor seri dan ornamen khusus akan bersinar terang,” imbuhnya.
Sebaliknya, upal memiliki beberapa ciri yang cukup mencolok. Warna pada upal sering kali tampak pudar atau tidak merata. Kertasnya terasa licin atau terlalu tipis dibandingkan uang asli. “Tinta pada uang palsu mudah luntur jika digosok dengan tangan basah,” ungkap Fatkur.
Ia juga menyoroti kelemahan pada hologram uang palsu yang sering terlihat buram atau tidak menyala terang saat terkena cahaya. “Peredaran uang palsu ini memang harus diwaspadai. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dengan memanfaatkan metode 3D yang mudah dan praktis,” pungkasnya.