MAKLUMAT – Media Inggris The Guardian menyoroti nasib Ibu Kota Nusantara (IKN) yang disebut terancam menjadi ghost city. Dalam artikelnya berjudul “Indonesia’s new capital, Nusantara, in danger of becoming a ‘ghost city’”, media itu menggambarkan IKN sebagai kota megah yang sunyi dan jauh dari target ambisius pemerintah Indonesia.
The Guardian menulis, jalan raya lebar membelah hutan menuju istana garuda yang berkilau di bawah matahari khatulistiwa. Namun di balik megahnya bangunan futuristik, jalanan tampak lengang, hanya dihuni tukang kebun dan segelintir wisatawan.
Media itu juga menyoroti merosotnya pendanaan proyek. Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, anggaran negara untuk IKN disebut turun drastis dari £2 miliar pada 2024 menjadi £700 juta di 2025, dan hanya £300 juta pada 2026. Investasi swasta pun dikabarkan anjlok lebih dari £1 miliar dari target awal.
Penurunan dana dan minimnya investasi membuat pakar hukum tata negara dari Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah pesimistis. Ia menyebut proyek ini sudah menyerupai “kota hantu”. Bahkan status “ibu kota politik” yang disematkan pada IKN tak memiliki dasar hukum yang kuat.
“Ibu kota baru bukan prioritas Prabowo. Ia seolah tak mau proyek ini hidup, tapi juga tak mau ia mati,” ujar Herdiansyah seperti dikutip The Guardian.
Meski begitu, Otorita IKN menepis anggapan tersebut. Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menegaskan pembangunan tetap berjalan dan tak bisa mundur.
“Tidak ada keraguan dalam membangun IKN. Semua langkah diarahkan untuk menjadikannya ibu kota politik pada 2028. Yang kita bangun bukan sekadar kota baru, tapi masa depan Indonesia,” tegas Basuki.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029, yang menempatkan IKN sebagai simbol pemerataan pembangunan nasional.
