MAKLUMAT – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Abdul Mu’ti mengaku tengah menyiapkan sebuah kebijakan yang bakal ia terapkan untuk para siswa di sekolah sebelum melakukan pembelajaran atau memasuki jam belajar.
Hal itu dia sampaikan ketika menghadiri acara Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) I PWM Jawa Timur di Aula KH Mas Mansyur, Surabaya, Ahad (15/12/2024).
Mu’ti menjelaskan, ia ingin menerapkan kebijakan bagi siswa sekolah agar sebelum memulai pelajaran di kelas, mereka berkumpul terlebih dahulu untuk melakukan beberapa kegiatan.
Namun, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengaku belum mendapatkan nama yang cocok dan sesuai untuk kebijakan tersebut.
“Ini saya ingin, tapi saya belum tahu juga ini namanya yang cocok apa. Mungkin nanti ada masukan, usulan nama yang pas untuk kebijakan ini,” ujarnya saat memberikan sambutan.
“Jadi sebelum pembelajaran dimulai, itu anak-anak kumpul dulu, mungkin bahasa kerennya itu morning assembly lah, mereka senam pagi, kemudian nyanyi Indonesia Raya, dan berdoa. Itu setiap pagi tiga kegiatan itu, kemudian baru masuk ke kelas masing-masing,” sambung Mu’ti.
Menurut Mu’ti, hal itu adalah sebagai langkah untuk memberikan semacam pemanasan atau stimulus fisik kepada para siswa sebelum menerima pelajaran di kelas.
Bahkan, ia menyebut untuk gerakan-gerakan senamnya sudah jadi dan disepakati. Namun, lagi-lagi ia mengaku belum mendapatkan nama yang cocok untuk senam tersebut.
“Supaya apa? Jadi anak-anak mau belajar itu fisiknya kita bina dulu. Ini senamnya sudah jadi. Tapi namanya masih saya agak kurang sreg, namanya senam merah putih. Mungkin nanti ada masukan nama yang lebih cocok, bisa dipakai,” jelasnya.
Mu’ti menilai, selain memberikan stimulus secara fisik melalui senam pagi, pelaksanaan tiga kegiatan itu sebelum para siswa sekolah memulai pelajaran juga dapat menumbuhkan nasionalisme dan memupuk spiritualisme.
“Senamnya cuma 10 menit saja, kemudian nyanyi Indonesia Raya untuk membangkitkan nasionalisme, kemudian berdoa untuk memupuk spiritualisme,” tandasnya.
Pria yang juga menjabat Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu meyakini, kebijakan pendidikan tersebut nantinya akan dapat membentuk karakter bangsa yang kuat, meskipun melalui langkah-langkah yang sederhana-sederhana saja.
“Ini nanti gerakan akan kita mulai dan itu ringan-ringan saja, tapi kalau rutin akan membentuk karakter bangsa yang kuat,” sebutnya.
“Jadi pendidikan karakternya nggak pakai teori yang macam-macam, tapi praktik yang langsung diterapkan dan rutin dilaksanakan,” pungkas Mu’ti.