
MAKLUMAT – Mengemudikan kendaraan saat berlibur di tengah musim hujan butuh kewaspadaan tinggi. Risiko yang sering mengancam pengemudi bukan hanya lelah dan mengantuk. Tapi aquaplaning. Apa itu?
Aquaplaning adalah fenomena ketika kendaraan tergelincir di atas permukaan air. Biasanya masalah ini akibat hujan deras, gerimis, atau adanya genangan di atas jalan.
Akibatnya traksi antara ban dan permukaan jalan tidak terkendali. Biasanya kendaraan kehilangan kontrol dan sulit dibelokkan atau dihentikan. Inilah penyebab kecelakaan tertinggi di musim hujan.
Faktor Penyebab
Masalah lelah dan mengantuk setelah menempuh perjalanan bisa memicu kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Pengemudi kerap punya hasrat segera menuntaskan perjalanan dengan harapan bisa istirahat di rest area.
Hal yang tidak kalah penting adalah pemilihan ban. Pembeli sering abai dengan ban kendaraan yang bisa diaplikasikan di medan kering maupun basah.
Bisa juga ban kendaraan sudah aus karena termakan usia atau tekanannya yang terlalu rendah.
Tanda-tanda Aquaplaning
Kendaraan yang mengalami aquaplaning biasanya mudah tergelincir ke samping kiri atau kanan. Tanda-tanda lain biasanya ban mengeluarkan suara suara berdecit atau bergetar.
Kondisi ini menyebabkan pengemudi sulit mengendalikan kendaraan. Akibatnya pengereman tidak efektif akibat kurangnya daya cengkeram ban ke permukaan jalan.
Cara Menghindari
Lalu apa yang harus dilakukan ketika mengendarai mobil saat musim hujan? Jaga jarak kendaraan, kemudian kurangi kecepatan dengan cara melepas pedal gas.
Biarkan kendaraan meluncur hingga kecepatan berkurang. Setelah kendaraan stabil, lajukan kendaraan dengan hati-hati.
Waspadai kondisi dan tekanan ban sebelum melakukan perjalanan saat musim hujan. Menghindari pengereman keras atau mendadak, karena bisa memunculkan risiko.
Saat ini cukup banyak mobil dengan fitur electronic stability control (ESC) atau anti-lock breaking system (ABS). Dua fitur ini bisa menekan risiko aquaplaning. Selamat berlibur.